KL || 10

868 128 89
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dia ...." Lino menghembuskan nafasnya gusar, meremas ujung baju dengan jari-jarinya, dia ragu untuk mengatakan itu pada Alice. Bagaimanapun dia sadar statusnya masih di gantung oleh Alice.




"... ada disamping aku sekarang." Akhirnya setelah mengumpulkan tekad, Lino menuntaskan perkataannya juga.

Alice yang mendengar itu cukup terkejut. "A-aku berharga?"

Lino mengangguk. "Iya. Aku nggak mau kehilangan lagi, aku serius."

"... jika aku jujur dari awal, aku takut kamu malah ninggalin aku seperti Kirana," lanjut Lino.

Alice kembali terkejut mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Lino. "Kirana?"

Lino mengangguk. "Dia mantan aku. Dia meminta putus hanya karena dia melihatku pergi ke psikiater."

Alice tidak habis pikir mendengar penuturan Lino. Bagaimana bisa seorang pacar memutuskan hubungan hanya karena masalah sepele seperti itu? Iya sepele, bahkan sangat sepele.

Lino hanya stress atau gangguan mental bukan seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan. Sudah tentu berbeda. Bukankah tugas seorang pacar adalah mendukung pacarnya sendiri dalam keadaan apapun?

Ah, Alice sungguh tidak menyangka orang secantik Kirana menyia-nyiakan orang setulus Lino.

"Kamu terkejut, ya?"

"Banget, kenapa kakak nggak cerita soal Kirana?"

"Aku rasa itu bukan hal penting buat kamu."

Alice terdiam. Kemudian terdengar suara Han yang tiba-tiba nongol di ambang pintu. "Lice, gue pulang ya?"

Alice menoleh. "Cepet banget, Kak?"

"Udah malem, nggak baik tau cowok main kerumah cewek sampai jam segini," jawab Han seraya melirik Lino dengan maksud untuk menyindir.

Kak Lino || Lee Know✔Where stories live. Discover now