[END]✨
"Aku berubah pikiran."
-Alice Yerolin🐱
❤🖤❤🖤
"Ikutin alur."
"... kalau memang kita berjodoh ya udah."
-Adhlino Marvell Alvito🐹
Start : 2 Desember 2020
Finish : 28 Februari 2021
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • •
“Saya antar pulang aja ya?”
“Nggak usah deh Kak. Nanti minta jemput aja.”
“Saya nggak enak tau. ‘Kan saya yang buat kamu pulang jam segini. Ini udah sore loh, nanti kalau ada apa-apa sama kamunya gimana?”
“Jangan di doain lah Kak. Nggak pa-pa aku pulang sendiri aja.”
“Udah deh ayo, jangan bandel.”
Alice kembali pasrah ketika tangannya ditarik oleh Chris menuju parkiran.
“Pakai helmnya!”
Alice menurut. Setelah itu Chris segera melajukan motornya. Tapi begitu sampai di gerbang ....
“Ee—h Kak berhenti deh.”
Chris yang kaget pun mengerem motornya secara mendadak. “Kenapa, Lice?”
Tanpa aba-aba Alice segera turun dari motor dan menghampiri sebuah mobil yang terparkir tepat disisi kanan gerbang. Kemudian ia memgetuk kaca mobil seraya memanggil sang pemilik dengan nada sedikit berteriak. “Kak Lino ....”
Tak berapa lama kaca mobil terbuka dan tampaklah sosok Lino yang sepertinya baru saja bangun dari tidur. Ia mengucek matanya dan mengerjapkannya berkali-kali.
“Alice?” tanyanya bingung.
“Ngapain disini Kak? Tadi udah aku suruh pulang loh.”
Lino kemudian turun dari mobil dan menghampiri Alice yang masih menatapnya dengan bingung. “Kamu belum baca pesan dari aku ‘kan?”
“Ha? Nggak sempet Kak. Maaf.”
“Alice.” Tiba-tiba Chris datang dengan tatapan bingungnya. “Ada apaan sih, Lice?”
“Eum ... anu Kak ....” Alice menundukkan kepalanya, pasrah. Ia sungguh takut jika Lino salah paham kepadanya. Sudah jelas bukan bahwa Alice ketahuan berbohong?
“Alice kita selesaikan dirumah,” sahut Lino kemudian kembali masuk kedalam mobil.
“Udah yuk saya antar pulang.”
Lagi-lagi Alice menurut dengan Chris, sampai tak menyadari bahwa sedari tadi Lino menatapnya dengan kecewa. Tapi bukan itu kemauan Alice. Dia hanya ingin Lino tidak jadi semakin salah paham, jadi ia membiarkan Lino pulang sendiri. Lagian tadi Lino tak mengajaknya pulang ‘kan?
