KL || 23

658 100 43
                                    

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 year later ....

Alice sudah bersiap untuk ke kampus. Pagi ini dia bangun sedikit terlambat dan membuatnya tak bisa mengunjungi Lino di rumah sakit.

Untuk kabar Lino, keadaannya masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah, kecuali tubuhnya yang semakin hari semakin terlihat kurus.

"Udah lama nunggu?" tanya Alice kepada seseorang yang sedang berdiri disamping mobilnya, yang terparkir dihalaman apartement Alice.

"Nggak kok, yuk buruan naik. Nanti telat lagi."

Alice kemudian masuk kedalam mobil, setelah dibukakan pintu oleh pria tersebut.

****

Begitu sampai di kampus, Alice langsung turun bersama dengan pria tadi.

"Masuk sana! Mau aku anterin juga?"

"Idih, nggak usah lah. Balik ke fakultas kamu sana!"

Pria itu terkekeh. "Ya udah, aku pergi ya? Bye-bye. Kalau kangen, tau 'kan harus apa?"

"Hmm."

Pria itu kembali masuk ke dalam mobil, sementara Alice sudah terlebih dahulu berlalu  meninggalkannya.

****
Sepulang dari kampus, Alice menunggu seseorang di tempat biasa.  Sesekali ia menatap kanan kiri, mencoba memastikan bahwa orang tersebut sudah memunculkan batang hidungnya. Tetapi sudah hampir setengah jam menunggu, orang itu nggak muncul-muncul juga. Padahal Alice udah nggak sabar buat jenguk Lino.

Kemudian ia mencoba menelpon orang tersebut untuk kesekian kalinya.

"Halo, Alice." Akhirnya telpon nya tersambung juga.

"Kamu dimana sih?"

"Latihan, kenapa?"

"Oh my god, Kim Seungmin! Kamu gimana sih? Kenapa nggak bilang ke aku kalau mau latihan?"

Lelaki yang akrab disapa Umin itu mengernyit diseberang sana. "Emang nya kenapa harus bilang?"

"Aku nungguin kamu tau!"

"Lah, kamunya nggak ada bilang tuh mau nungguin aku."

"Ih tau ah, SEBEL!"

Alice mematikan sambungannya dan menaruh ponselnya ke dalam tas. Setelahnya ia berlari ke arah jalan raya untuk mencari taksi.

****
Sesampainya dirumah sakit, Alice dikejutkan dengan banyaknya suster yang berlarian masuk kedalam ruangan Lino. Ia mencoba menanyakan apa yang terjadi, namun 'tak ada satupun yang merespon.

Kemudian ia memutuskan untuk menelpon Somi.

"Bunda."

"Kenapa sayang?"

"Ada banyak suster yang masuk ke ruangan Kak Lino, aku takut kak Lino kenapa-kenapa bunda." Alice berkata dengan nada yang bergetar, menahan tangis.

"Kamu tanya coba."

"Nggak ada yang respon, sekarang ruangannya malah di tutup."

"Kamu yang sabar, jangan berpikiran yang negatif dulu. Kamu bantu doa aja ya, supaya keadaan Lino baik-baik aja."

"Iya bunda."

"Bunda tutup telfonnya ya?"

"Iya."

Alice kemudian mondar-mandir didepan ruangan Lino. Dalam hati ia sudah merutuki Umin, kalau saja ia 'tak menunggunya pasti dia tau apa yang sebenarnya terjadi.

Beberapa menit kemudian, seorang dokter keluar dengan di ikuti oleh beberapa orang suster.

"Dengan keluarga pasien?"

"Iya, Dok. Kenapa ya?" tanya Alice dengan perasaan yang nggak karuan.

"Yang tabah ya, pasien sudah tidak bisa terselamatkan. Kami minta maaf karena tidak bisa menyelamatkan pasien. Saya permisi."

Alice yang mendengar itu kemudian menangis sejadi-jadinya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Sehari lalu ia masih bisa melihat Lino bernafas meskipun dengan mata tertutup. Tetapi sekarang?

"Alice ...."


TBC ...

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kak Lino || Lee Know✔Where stories live. Discover now