KL || 19

639 105 41
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya Abin dan Sheera menyerah dan membiarkan Alice tetap ikut ke rumah sakit.

Sepanjang jalan Alice tak henti-hentinya menangis di pelukan Sheera. Kepalanya yang teramat pusing sudah tidak di hiraukannya lagi.

Sheera yang paham akan kondisi Alice sekarang hanya bisa mengelus-elus lembut kepala Alice, berharap bisa sedikit menenangkannya.

Tak berapa lama akhirnya mereka sampai dan segera mencari bilik tempat Lino di rawat sekarang.

****

Alice berlari begitu melihat Kirana berdiri didepan sebuah ruangan. Tanpa menghiraukan teriakan Sheera, ia langsung masuk kedalam ruangan tersebut.

Isakan tangis Alice kembali terdengar lebih kuat. Kini dihadapannya terbaring sosok Lino dengan berbagai alat berbentuk selang dan semacamnya, yang tertempel ditubuhnya.

Sungguh demi apapun, Alice benar-benar hancur sekarang. Mata Lino yang terpejam itu sungguh membuat Alice takut.

Perlahan Alice mendekat. "Kak, aku disini ...."

Tiba-tiba pandangan Alice memburam dan menggelap dalam sekejap.

****

Alice membuka matanya perlahan, mencoba untuk memastikan keberadaannya. Tapi kepalanya yang pusing membuat ia memejamkan matanya kembali.

"Kak Lino, hiks," Alice menangis begitu teringat apa yang terjadi sebelumnya.

"Alice udah sadar."

Alice yang begitu mengenal suara itu kembali mencoba membuka matanya, meskipun pandangan disekitar seolah terlihat berputar.

"Tante, Kak Lino. Hiks ...."

"Dia baik-baik saja, kamu cepat sembuh ya biar bisa lihat keadaan Lino," jawab Somi dengan suara parau.

Alice tau Somi sedang menahan tangis sekarang, walaupun ia baru saja berbicara sok tegar dengan senyumnya itu.

"Maaf tante nggak ikut pemakaman mama kamu."

"Nggak apa-apa, Tan. Aku boleh jenguk kak Lino nggak?"

Kak Lino || Lee Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang