//12//

2.3K 303 69
                                    

Jangan lupa votement!!

Koreksi kalau ada typo.












Tyana pergi ke supermarket untuk belanja bulanan bersama suaminya. Sampai di sana, mereka berpencar, Jefan ke bagian furnitur dan Tyana pergi memilih bahan-bahan dapur. Karena kurang memerhatikan jalan, Tyana tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Aduh, maaf," ucap Tyana usai menabrak seseorang tersebut.

"Iya, gak apa-apa," balas seorang wanita, lalu menatap wajah Tyana. "K-kamu?!" pekiknya terkejut.

Tyana mengernyit. "Kenapa?"

"Kamu Tyana, kan?" tanya perempuan itu.

Tyana mengangguk mengiyakan. "Iya, saya Tyana."

"Saya Chiya ... istrinya Jordi."

Jantung Tyana langsung berdegup kencang setelah mendengar nama Jordi disebut. Dirinya memang belum pernah dengan Chita sebelumnya. Wajah Tyana langsung berubah pucat, takut-takut kalau Jordi tiba-tiba muncul.

Melihat raut ketakutan di wajah Tyana, Chiya jadi merasa tidak enak. "Tolong jangan takut, saya ke sini sendiri. Suami saya gak ikut," ujarnya.

" .... " Tyana masih diam.

"Selama ini hidup suami saya tidak tenang karena masih merasa bersalah sama kamu. Dia mau bertemu kamu untuk minta maaf ...."

"Gak!" sela Tyana disertai gelengan kepalanya. "Saya gak mau ketemu dia."

Chiya menghela napas pelan. "Sebagai sesama wanita, saya bisa ngerti perasaanmu. Tapi sebagai istri, gak salah kan kalau saya berharap suami saya bisa bahagia sepenuhnya tanpa beban?"

"Gak salah, tapi saya benar-benar gak bisa dan gak mau bertemu dia lagi," gumam Tyana.

"Saya mengerti ... oh ya, selamat atas pernikahan kalian," ucap Chiya.

Tyana mengernyit heran. "Darimana kamu tahu?"

"Itu tidak penting, yang jelas saya ikut senang karena kamu dan suamimu sudah rujuk kembali," ujar Chiya.

"Terima kasih ... bilang ke suami kamu, saya udah maafin dia, tapi saya gak bisa kalau harus bertemu dengan dia, saya masih trauma."

Chiya mengangguk. "Akan saya sampaikan. Terima kasih ... semoga kamu dan keluargamu bahagia, saya pamit." Lalu bergegas pergi.

Tyana kembali berkeliling sambil mendorong troli belanjaannya. Dan tak lama kemudian, Jefan datang menghampirinya.

Melihat troli belanjaan Tyana yang masih kosong, Jefan mengernyit heran. "Kamu belum belanja?" tanyanya.

Tyana menggeleng dan langsung memeluk Jefan. "Tadi aku papasan sama istrinya Jordi."

"Apa?! Berarti si brengsek itu di sini juga? Kamu ketemu dia?" tanya Jefan sambil melihat ke sana kemari.

"Nggak ... istrinya datang sendirian. Dia bilang Jordi mau ketemu aku untuk--"

"Gak, Tyana! Jangan pernah kamu temuin laki-laki berengsek itu!" tegas Jefan.

Tyana melepas pelukan. "Aku juga gak mau, aku masih trauma sama kejadian itu," ujarnya.

"Bagus, sekarang kamu beli apa yang mau dibeli, aku temani." Jefan membantu mendorong troli belanjaan mereka.

Usai berbelanja, Jefan dan Tyana langsung pulang. Dalam perjalanan, Tyana menanyakan perihal Jordi lagi.

"Kamu masi marah banget sama Jo--"

"Jangan sebut namanya di depanku!" sela Jefan ketus.

"Bukannya kita udah balikan dan bahagia sekarang? Kamu masi marah juga?" tanya Tyana.

The Past (Rewrite)Where stories live. Discover now