//8//

2.7K 340 62
                                    

Gimme your star⭐ or comment 📝



Jefan kedatangan sekretaris baru, sekretaris sebelumnya sudah resign karena ingin fokus mengurus anak. Perempuan itu masuk ke ruangan Jefan dengan rok mini dan blezzernya yang ketat. Jefan langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"What's your name?" tanya Jefan.

"Laura Janessa, Bapak bisa panggil saya Jane," ucap gadis itu sambil menarik ujung roknya yang terlalu pendek. Jane terlihat risih oleh pakaiannya sendiri.

Jefan beranjak dari kursi CEOnya dan mengambil selimut tipis di sofa lalu memberikannya pada Jane. Perempuan itu langsung menutupi bagian pahanya.

"Siapa yang suruh kamu pakai pakaian seperti itu?" tanya Jefan lagi.

"Saya disuruh manager, Pak ... katanya di sini tidak boleh pakai pakaian syar'i."

Jefan mendelik kaget. "Tidak ada aturan seperti itu di kantor saya! Lalu kenapa kamu lepas begitu saja jilbab kamu?"

"Saya terlalu senang karena diterima di sini, Pak, maaf ...."

Jefan mendengus kasar. "Sekarang kamu keluar. Pakai kembali jilbab dan pakaian tertutup kamu, kalau manager protes, bilang kalau ini perintah saya!" tegasnya.

"Baik, Pak." Jane langsung bergegas keluar dari ruangan Jefan. Ia terharu karena sang bos mengizinkannya memakai pakaian syar'i. Usai ganti baju, ia kembali ke ruangannya dan mulai bekerja.

Tiba-tiba Salman-manager-datang menghampiri Jane. "Kenapa ganti baju?" tanyanya.

"Disuruh Pak Jefan, Pak," jawab Jane.

"Sok alim," cibir Salman pelan, tapi masih bisa didengar oleh Jane. Entah siapa yang dia katai sok alim, yang jelas Jane merasa tidak aman dengan kehadiran manager itu.

***

Beberapa bulan kemudian, tepatnya Minggu, tanggal 2 Agustus, Mahesa berulang tahun yang ke 19 dan dirayakan secara meriah di rumah Jefan karena ini pertama kalinya dia merayakan ulang tahun Mahesa lagi setelah belasan tahun terpisah. Semua teman-teman sekolah Mahesa dan Jeno diundang dalam acara tersebut.

"Nunggu siapa lagi, Yah?" tanya Jeno saat melihat sang ayah masih celingak-celinguk seperti mencari keberadaan seseorang.

"Sekretaris Ayah," jawab Jefan.

Tak lama kemudian, seorang wanita datang sambil membawa kado. "Assalamualaikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam, saya kira gak datang," ujar Jefan.

"Maaf, tadi macet, Pak. Jadinya telat," kata Jane, lalu berali melihat Mahesa. "Kamu yang ulang tahun ya? Happy birthday," ucapnya sembari menyerahkan kado.

Mahesa tersenyum tipis dan mengangguk. "Makasih, Tan--te?" ucapnya ragu, karena Jane masih terlihat muda.

"Panggil Kakak aja, umur kita cuma beda tiga tahun," kata Jane.

"Iya, Kak," sahut Mahesa lagi.

"Enjoy the party, Jane," ucap Jefan dan Jane mengangguk, lalu pamit meninggalkan mereka.

Selanjutnya, acara potong kue. Mahesa memotong kue dan memberikan suapan pertamanya untuk sang mama, kedua untuk ayah, dan terakhir untuk Jeno.

"Gua yang sobat lo dari SD gak disuapin juga?" tanya Lucas yang merasa iri.

"Gua juga yang dari SMP gak dapat suapan?" timpal Hendery.

Mahesa terkekeh melihat keirian kedua sahabatnya itu. Ia pun mencolek pipi keduanya dengan krim dari kue.

The Past (Rewrite)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora