//3//

3.4K 453 53
                                    

Don't forget to vote or comment!

Koreksi kalau ada typo!





Tyana ke ruang CEO untuk mengantar beberapa file pada bosnya, Michael, CEO perusahaan M17.Corp yang sudah lama menaruh hati pada Tyana.

Malam ini, Michael akan mengajak Tyana makan malam. Tyana sendiri sudah bersiap-siap, ia menunggu di teras rumah bersama Mahesa.

"Mau ke mana, Ma?" tanya Mahesa.

"Ada janji sama atasan," jawab Tyana.

"Om Michael?"

Tyana mengangguk. Dan tak lama kemudian, sebuah mobil mewah datang memasuki pekarangan rumah mereka. Tyana berdiri dari duduknya, dan Michael turun dari mobil, menghampiri Tyana dan Mahesa.

"Selamat malam," ucap Michael.

"Selamat malam, Pak Michael," balas Tyana.

Michael tersenyum tipis. "Kalau lagi di luar gak usah manggil 'pak', panggil nama aja," ujarnya.

"Oh, baik pa--eh, maksud saya Michael," ujar Tyana, lalu tersenyum kikuk.

Michael menoleh pada Mahesa yang sejak tadi diam dan menatap datar ke arahnya. Wildan tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya. "Halo, kamu pasti Mahesa, kan? Saya Michael."

Mahesa membalas uluran tersebut. "Iya, saya Mahesa."

"Gak apa-apa, kan, saya ajak jalan mamamu?" tanya Michael, melihat wajah Mahesa yang masih berekspresi datar.

"Sebelum jam sepuluh Mama harus sudah di rumah," ujar Mahesa, lalu melenggang masuk ke dalam rumah.

Tyana menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. "Maafin Mahesa ya."

"Gak masalah, yuk!" ajak Michael.

Tyana mengangguk. Ia menutup dan mengunci pintu sebelum pergi bersama Michael. Tujuan utama pria itu adalah restoran karena ingin mengajak Tyana dinner. Sampai di restoran, Tyana dibawa ke ruang VIP yang terletak di lantai tiga dengan suasana agak sunyi dan mewah. Tak lama kemudian, pelayan datang membawa beberapa menu spesial dari restoran tersebut.

Usai dari Restoran, keduanya melanjutkan ke bioskop dan menonton film romantis. Michael melirik jam tangannya, hampir jam sepuluh malam, ia pun memutuskan untuk mengantar Tyana pulang. Sebelum menyalakan mobilnya, Michael masih mengajak Tyana mengobrol.

"Tyana."

"Astaghfirullah!" pekik Tyana, ia terkejut dan langsung menarik tangannya saat Michael tiba-tiba menggenggamnya.

"Maaf ... sebenarnya ada yang mau saya omongin ke kamu," kata Michael.

"Apa?" tanya Tyana ketus, masih kesal karena Michael tiba-tiba memegang tangannya.

"Saya suka sama kamu, Tyana."

Tyana menoleh tak percaya. "Kenapa harus saya?"

"Ya saya gak tahu, yang jelas saya serius suka sama kamu. Maukah kamu menjadi istri saya?" tanya Michael blak-blakan.

Tyana menghela napas berat. "Maaf, tapi saya belum siap berumah tangga lagi."

Michael menghela napas kecewa, tapi ia mengerti, Tyana pasti tidak sembarang menerima pria baru karena pernah gagal dalam berumah tangga. Michael memaksakan senyuman. "Saya gak maksa kok, saya akan tunggu kamu."

Tyana diam, ia langsung mengalihkan pandangannya ke depan. Suasana pun jadi canggung setelahnya.

"Saya harap kamu jangan canggung di kantor karena hal ini," ujar Michael yang langsung melajukan mobil, mengantar Tyana pulang.

The Past (Rewrite)Where stories live. Discover now