//7//

2.8K 358 40
                                    

Jangan lupaaaa votement!







Beberapa hari kemudian, Jefan akan mengajak mantan istrinya untuk makan malam di restoran outdoor. Jefan baru sampai di rumah Tyana, wanita itu sudah menunggu dan langsung keluar begitu mendengar deru mesin mobil memasuki halaman rumahnya.

"Jam sepuluh harus balik," ujar Mahesa, lalu menyalami Tyana dan Jefan bergantian.

"Siap," sahut Jefan.

Jefan membukakan pintu dan mempersilakan Tyana masuk. Ia menyetir dengan kecepatan sedang sambil sesekali melirik Tyana yang sejak tadi diam saja.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, keduanya pun akhirnya tiba di restoran yang Jefan maksud. Karena tempat tersebut outdoor, Tyana merasa agak kedinginan. Jefan yang peka langsung melepas jaketnya, lalu dipasangkan ke pundak Tyana.

"Eh? Gak usah, nanti kamu kedinginan," ujar Tyana.

"Gak apa-apa, pakai aja."

Tyana tak berkomentar lagi, Jefan mengajaknya duduk di meja yang sudah ia booking sejak tadi sore. Dan tak berselang lama, makanan datang. Sambil menyantap makanan, Jefan melihat ke arah Tyana. Ada noda makanan di sudut bibirnya. Jefan refleks mengambil tisu, lalu mengusap noda di bibir Tyana.

Tyana agak terkejut mendapat perlakuan tersebut dan langsung memundurkan kepalanya.

"Maaf, habisnya kamu belepotan," ujar Jefan.

"Gak apa-apa," sahut Tyana.

Selesai makan, Jefan mengajak Tyana berjalan-jalan di tepi pantai yang diterangi oleh lampu-lampu pijar. Heran menyejajarkan langkahnya dengan Tyana.

"Tyana ...."

"Hm?"

"Saya masih sayang sama kamu."

"...." Tyana berhenti melangkah dan menatap Jefan.

Jefan tersenyum kecut. "Saya tahu diri kok, saya gak akan ngajak balikan, walaupun sebenarnya pengin."

Tyana masih diam tak menyahut.

Jefan merasa Tyana tidak nyaman dengan obrolannya. Jefan melirik jam tangannya, sudah jam sembilan lewat tiga puluh menit. "Udah setengah sepuluh, ayo pulang," ajaknya.

Tyana mengangguk saja, ia tak begitu memperhatikan jalan sehingga tersandung oleh batu. Untung saja Jefan sigap dan langsung menahan tubuh Tyana agar tidak terjatuh. Keduanya sempat bertatapan sesaat dengan tangan Jefan yang merengkuh pinggang sang mantan istri.

Tyana buru-buru berdiri dan menjaga jarak dari Jefan. "Maaf, saya kurang hati-hati."

"Gak usah dibahas, kita pulang sekarang," ujar Jefan lalu berjalan mendahului Tyana.

"Gak apa-apa," sahut Jefan.

Perjalanan pulang pun terasa sunyi, Jefan dan Tyana sama-sama tak bersuara.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di depan rumah Tyana. Tyana melepas jaket Jefan yang ia pakai lalu turun dari mobil. "Makasih jaketnya dan dinner malam ini," ucapnya kemudian.

Jefan hanya mengangguk, lalu kembali melesatkan mobilnya. Bibirnya tersenyum lebar. "Gak bakal saya cuci tuh jaket," gumamnya.

***

Minggu pagi, Mahesa sedang lari pagi di taman. Jogging sesekali, selebihnya ia akak bangun siang. Entah dari arah mana, tiba-tiba seorang gadis berlari dan tidak sengaja menabraknya. Gadis itu terjatuh dan es krim yang dia pegang tumpah mengenai hoodie Mahesa.

The Past (Rewrite)Where stories live. Discover now