//9//

2.5K 297 34
                                    

Ayo vote commentnya sinii (」゚ロ゚)」









Sebulan kemudian, pernikahan Jefan dan Tyana pun diselenggarakan di rumah Tyana dan berlangsung dengan sangat meriah. Michael juga datang untuk memberikan ucapan selamat. Orang tua dari teman-teman terdekat Mahesa dan Jeno pun turut diundang, termasuk orang tua Halia. Namun, Halia datang sendiri ke acara itu karena orang tuanya tidak bisa hadir.

Tiga hari sebelum pernikahan ayah dan mamanya, Jeno memberikan undangan pada Halia, Rinjani, Nala, dan Satya karena mereka teman paling dekat di kelas.

Sesampainya di rumah, Halia langsung memberikan undangan pernikahan itu pada orang tuanya. Jordi dan Chiya terkejut mengetahui undangan siapa yang Halia bawa.

"Mami sama Papi datang ya," kata Halia.

Jordi dan Chiya saling tatap, bingung.

"Kami periksa schedule dulu ya, Sayang," kata Chiya.

Jordi mengangguk setuju. "Nanti kalau gak sibuk kita ke sana bareng."

"Oke, Mi, Pi. Aku ke kamar dulu yah." Halia pamit dan langsung bergegas ke kamarnya.

Sehari sebelum pesta pernikahan orang tua Jeno, Halia sudah menyiapkan gaun untuk pergi ke pesta. Tiba-tiba ayahnya mengetuk pintu, Halia langsung membukakan pintu dan mempersilakan papinya masuk.

"Ada apa, Pi?" tanya Halia.

"Maaf, Nak ... Papi dan Mami gak bisa ikut kamu besok," ucap Jordi.

Raut wajah Halia langsung berubah sedih. "Kenapa, Pi?"

"Papi ada jadwal ke luar kota dan Mami juga ikut."

"Emang gak bisa ditunda kerjanya?" tanya Halia.

Jordi menggeleng. "Gak bisa, sayang, Maaf."

Halia mendengkus kasar dan beranjak ke kasur, lalu berbaring membelakangi papinya, ia menutup dirinya dengan selimut sampai ke kepala.

Tak lama kemudian, maminya masuk ke kamar Halia dan mendekati lalu mengusap lembut pundaknya. "Sayang, Mami sama Papi minta maaf ya, Nak ...."

"Udah, aku gak mau dengar kata maaf lagi. Aku bisa ke sana sendiri. Mending kalian istirahat sana, besok kalian harus pergi ke luar kota, kan?" kata-kata Halia terdengar ketus.

Jordi dan Chiya hanya bisa mendengkus frustrasi, lalu keluar dari kamar putri mereka.

***

Selesai acara, Jeno dan Jefan menginap di rumah Tyana sebelum pindah dan menetap di mansion Jefan besok.

"Jeno tidur sama kamu ya," ujar Tyana pada Mahesa.

"Sama aku?" beo Mahesa.

Tyana mengangguk. "Iya, gak apa-apa, kan?"

"Ya," balas Mahesa singkat.

"Have fun ya, jangan canggung," ujar Jefan.

Pengantin baru itu kembali ke kamar mereka. Mahesa juga bergegas ke kamarnya diikuti oleh Jeno.

Jam dua belas malam, Mahesa belum tidur karena masih bermain game. Sedangkan Jeno sudah terlelap di sampingnya. Secara tiba-tiba, Jeno  bergerak dan memeluk Mahesa layaknya guling.

"Anjir, sana gak lo?!" Mahesa terkejut karena tiba-tiba dipeluk. Ia berusaha mendorong Jeno, namun sang adik tidak bangun dan semakin erat memeluknya.

"Gak dua kali gua tidur sama lo," gerutu Mahesa yang akhirnya pasrah dipeluk oleh adiknya.

The Past (Rewrite)Where stories live. Discover now