//6//

3.3K 389 68
                                    

Votement ya!





Jeno baru tiba di kelasnya. Sepi, hanya ada beberapa orang diantaranya Nala, Halia dan Rinjani. Rinjani menanyakan apakah hari ini da tugas atau tidak pada Jeno karena Minggu kemarin ia absen karena sakit. Rinjani menepuk jidat saat Jeno mengatakan ada tugas. Jeno pun dengan senang hati memberikan tugasnya untuk disalin oleh Rinjani.

Selang beberapa menit, bel tanda masuk kelas berbunyi. Pak Yeolan selaku guru matematika masuk ke kelas 10-A dan meminta agar para siswa mengumpulkan tugas mereka yang diberikan olehnya minggu lalu. Saat Rinjani dan Jeno ingin mengumpulkan tugas, Nala langsung mengadu, "Pak, tadi Rinjani nyalin jawabannya Jeno."

Pak Yeolan lantas menatap Jeno dan Rinjani bergantian. "Benar begitu?" tanyanya.

Rinjani mengangguk gugup. "I-iya, Pak, maaf ... saya lupa mengerjakan tugas karena minggu lalu tidak masuk dan lupa bertanya di grup kelas."

"Berdiri di depan kelas sampai pelajaran saya selesai!" perintah Pak Yeolan pada Rinjani.

"Saya juga salah karana ngasih jawaban ke Rinjani, Pak," ujar Jeno.

Rinjani menggeleng. "Nggak, Pak. Ini salah saya."

"Ya sudah, kalian berdua sama-sama keluar!" seru pak Yeolan.

Dengan berat hati, mereka berdua pun keluar dari kelas selama pelajaran pak Yeolan. Rinjani menangis saat keluar kelas karena merasa bersalah pada Jeno.

"Maaf ... gara-gara gua, lo jadi dihukum juga," kata Rinjani sambil terisak.

"Jangan nangis, Rin, gua gak apa-apa," sahut Jeno.

Rinjani menyeka air matanya. Setelah satu jam keduanya berdiri di depan kelas, akhirnya mata pelajaran Matematika selesai dan pak Yeolan keluar dari kelas. Jeno dam Rinjani pun diperbolehkan kembali ke dalam kelas.

"Habis nangis ya? Rasain!" ejek Nala.

"Nala!" tegur Halia.

Jeno dan Rinjani tak hirau dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Rinjani menoleh ke arah Jeno yang duduk di belakangnya.

"Sekali lagi maaf ya, Jen. Sebagai gantinya, lo gua traktir di kantin hari ini," kata Rinjani.

"Traktir gua juga dong," sahut Satya yang sejak tadi menyimak obrolan Jeno dan Rinjani.

"Bayar sendiri!" ketus Rinjani.

"Pelit!" gerutu Satya.

Jeno hanya terkekeh melihat Satya yang kesal, Rinjani pun tertawa melihat wajah masam Satya. Sedangkan Nala malah kesal melihat kedekatan mereka.

Setelah satu setengah jam belajar, akhirnya bel istirahat berbunyi. Namun, belum sempat mereka keluar, Mahesa, Lucas, dan Hendery masuk ke kelas mereka untuk memalak uang. Mahesa mendatangi tempat duduk Jeno dan duduk di mejanya. Sedangkan Lucas dan Hendery sibuk memintai uang pada yang lain.

"Nih, duit." Mahesa menyodorkan beberapa lembar uang pada Jeno, dan seketika Jeno langsung menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya.

"Gak usah," tolak Jeno.

Tidak menerima penolakan, Mahesa langsung memasukkan uang itu ke saku Jeno dan mendekatkan wajahnya ke sebelah wajah Jeno, lalu berbisik, "Duit dari Mama jangan ditolak."

Jeno terdiam dan mengangguk. Setelah itu Mahesa dan kedua temannya langsung keluar kelas. Seisi kelas masih menatap heran pada Jeno, terutama Satya dan Rinjani.

"Gua gak salah lihat? Tadi lo dikasih duit sama bang Mark?" Satya masih terheran-heran.

"Kamu ada hubungan apa sama dia?" tanya Rinjani pula.

The Past (Rewrite)Where stories live. Discover now