7. I'm Here

222 58 36
                                    

      Senin pagi hari ini Wulan datang ke sekolah lebih awal sebab diantar Dery yang ada kelas pagi. Gadis itu sedang malas menggunakan bus, jadi lebih baik nebeng bersama sang kakak. Hitung-hitung irit ongkos juga.

      Wulan melipat tangan pada besi pembatas balkon di depan kelas sambil menatap ke arah lapangan utama. Beberapa OSIS dan siswa kelas 12 AP yang menjadi petugas upacara hari ini sedang menyiapkan lapangan dan bersiap-siap. Perhatian gadis itu jadi tertuju pada beberapa pemuda yang ia kenali merupakan kakak kelasnya sedang membawa papan kecil dengan satu kaki besi. Papan bertuliskan kelas dan jurusan untuk nanti diletakkan di depan barisan-barisan peserta upacara.

Melihat itu membuat Wulan jadi seperti terlempar pada peristiwa tahun lalu.

      Hari itu merupakan hari Rabu siang setelah jam pelajaran selesai. Seluruh siswa kelas sepuluh dikumpulkan di lapangan untuk pramuka wajib. Sebelum mulai, seluruh siswa harus mengikut apel, jadi beberapa anak dari kelas AK sudah terlebih dulu turun dan membentuk barisan di ujung dekat gedung.

      Wulan yang melihat itu langsung mengerti maksudnya. Ia jadi mengajak teman-teman sekelas untuk mengusir secara halus barisan kelas sebelah. Antara licik atau cerdik, anak AK mengambil barisan ujung agar terlindungi dari sinar matahari terik. Anak AP juga menginginkan posisi itu, tentu saja.

      Dikomando oleh Wulan, para gadis dan beberapa pemuda dari kelas AP turun ke bawah dan membentuk barisan di sebelah kiri kelas AK. Lebih ujung dan lebih mendekati gedung. Ditatap aneh oleh para anak AK, Wulan santai saja.

Lucy yang waktu itu menegur Wulan. "Eh, barisan kelas lo ke luar dari garis lapangan."

Lalu disahuti santai oleh Wulan, "ya lalu?"

Rina maju mendekat, ke luar dari barisan kelas AK. "Ya pindah, lah. Kita enggak mau geser."

"Kita juga enggak mau pindah. Emang lo siapa nyuruh-nyuruh?" tanya Risa yang berdiri dibelakang Wulan.

"Lah nyolot. Enggak usah licik, kita duluan yang udah di sini," sahut Yuli.

"Wow licik teriak licik," komentar Cacha memasang ekspresi terkejut yang dibuat-buat.

"Ini namanya trik! Yang licik tuh kalian." sahut Nanda sudah ikut ke luar dari barisan kelasnya.

"Kalo trik kalian gini ya udah, ini trik kita juga," sahut Bening enteng.

"Lagi panas, nih enggak usah mancing ribut deh. Sana pindah!" perintah Hilda.

"Ye, ngatur mang lo siape?" cibir Herin.

"Kita pindah kalo nanti disuruh kakak pembinanya pindah. Enggak tahu deh, di suruh pindah atau geser, makanya kita lihat nanti," ucap Sofie dengan nada ringan tanpa beban, membuat anak-anak AK yang mendengar itu jadi tersulut.

"Dih, anjing," umpat Lucy sudah maju hampir menerjang Sofie yang sontak membuat Wulan dan gadis AP lain langsung maju melindungi.

"MAU APA LO SAMA TEMEN GUE HA?" tanya Wulan marah sambil maju ke depan Lucy.

"MAU GUE GINIIN!"

"AAAAKK!"

      Rambut hitam Wulan yang dikuncir kuda sudah ditarik oleh Lucy, membuatnya jadi memekik kaget sambil balas jambak. Risa maju ingin memisahkan, tapi gadis bersurai pendek itu malah terkena sasaran amukan Lucy yang makin menggila.

"GUE MAU MISAHIN MALAH KENA CAKAR! BERANI YA LO?"

      Risa jadi ikut menyerang Lucy, membuat Rina dari kelas AK ikut turun tangan juga melawan Risa. Melihat Rina kewalahan melawan jambakan dan cakaran Risa, beberapa gadis dari kelas AK juga ikut turun tangan. Begitupun anak kelas AP yang saling melindungi kini malah jadi ikut saling jambak dan saling cakar.

Tiga Pagi Where stories live. Discover now