Wulan melirik handphone di atas meja belajar yang berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Ia yang sedang mengeringkan rambut karena habis keramas jadi menggulungnya ke atas menggunakan handuk, kemudian duduk di atas kursi belajar sambil membuka handphone.
Denise
| LAAAAN
oittt |
| ikut reuni gaaaak?
gatau huhu malas :( |
| IH KOK GITU
| LO GAK KANGEN GUE YAga gitu ih |
mager aja ramean gituu |
gue kan gak enggak lama di 107 || tetep aja lo tuh bagian dari 107 lann
| ayoo ih ikut ada gue
| ADA KYLA JUGADEMI APAAN DULU |
| dia bilang sendiri ke gue wleek😛
| makanya liat grup dongg dia list namanya padahalehehe grup SMP ga pernah gua buka |
| heuh
| yah? ikut yaaa?iyaaa ikut |
tolong list nama gue yaa niss || YEAAAY OGHEY
maaci🥺 |
| sok imut😠
WKWKWK |
Gadis itu kembali meletakkan handphone, kemudian merenung. Mengingat hari di mana ia pertama kali menginjakkan kaki di SMP 107. Berdiri dengan canggung di koridor depan mading pagi itu, menunggu seseorang melewatinya. Ia tidak ingin tersesat di hari pertama, jadi lebih baik mencari aman saja.Ada yang datang berjalan ke arahnya, maka walau agak kikuk, ia memberhentikan pemuda itu.
"Permisi, mau nanya. Ruang guru di mana, ya?"
"Hm? Di playstore."
Tak sadar, Wulan sudah tertawa kecil mengingat itu. Padahal dulu ia mendelik sebab benar-benar merasa aneh. Mana ada orang asing yang kalau ditanya langsung ngelawak? Kayaknya cuma dia.
Lalu dengan segera Wulan menggelengkan kepala. Merasa konyol karena tiba-tiba mengingat pemuda menyebalkan itu sambil tertawa.
***
Sunan turun dari anak tangga dengan penampilan rapih, siap pergi. Pemuda itu mengenakan jeans, kaos hitam dan jaket trucker hitam sebagai outer. Sepatunya Converse, benar-benar seperti style cowok playboy Ibukota. Walau nyatanya tentu saja tidak seperti itu.
Playboy apaan. Sunan mah anak bunda.
"Bun, aku ke luar, ya?" pamit pemuda itu saat melewati ruang tengah.
Hanan yang sedang memjiat pundak sang bunda jadi menoleh. Mendelik terang-terangan.
"Dih, mau ngapel lu?" tuduh Hanan langsung.
"Apaan si gua mau reuni!" tukas Sunan sudah ngegas.
"Ah yang bener? Masa reuni malem minggu gini? Tipu-tipu ya lu?" tanya Hanan curiga masih menuduh.
Sunan rasanya ingin mengumpat kasar saja, tapi ingat ada bundanya di sini.
"Gua mah kagak tukang tipu kayak lu, A," sahut Sunan enteng. Refleks membuat Hanan mendelik lagi.

YOU ARE READING
Tiga Pagi
Teen FictionSunan dan Wulan dijuluki Tom and Jerry versi nyata oleh teman-teman mereka. Selalu bertengkar dan adu mulut, sama-sama tidak mau mengalah. Sunan sempat bingung, bagaimana bisa orang-orang bilang Wulan merupakan happy virus? Bagi Sunan, Wulan hanyala...