15. Stop Blaming Yourself

218 54 18
                                    

Bel pertanda jam pelajaran selesai lantas membuat para murid di setiap kelas merasa senang hari itu. Tak terkecuali kelas 10 Akuntansi, serempak membereskan barang-barang milik mereka yang ada di atas meja. Bahkan ada pula yang keadaan mejanya sudah benar-benar kosong sebab sudah membereskan peralatan tulis dan buku-buku beberapa menit sebelum bel.

Pak Jo ke luar dari kelas setelah menutup materi Ekonomi Bisnis. Mungkin lebih tepatnya, Pak Jo ke luar dari kelas setelah mendapat salam kompak dari para murid 10 AK siang itu.

"Sapu kelas kita diambil, ya?"

Beberapa murid kelas 10 AK yang sudah bergegas ingin ke luar dari kelas juga jadi kompak menoleh pada ambang pintu. Melihat sosok gadis bersurai panjang yang barusan bertanya dengan beberapa temannya yang juga berasal dari kelas yang sama.

Kelas 10 Administasi Perkantoran, alias 10 AP.

"Apaan nih? Dateng-dateng ke kelas orang main fitnah aja," sahut Seno bangkit dari kursinya.

"Wisnu, itu sapu kita 'kan?" Masih gadis bersurai panjang bernama Soma itu yang bertanya. Menunjuk ke dalam kelas AK, arah pojok belakang dekat loker.

"Iya, bener, Ma. Gue yang beli 'kan bareng lo sama Jia waktu itu," jawab Wisnu, pemuda dari kelas AP dengan nada tenang.

"Sapu kayak gitu bukan kelas lo doang kali yang punya?" komentar Rina sarkas.

Soma yang mendengar itu jadi mendelik. "Tapi kelas lo merasa punya sapu itu enggak? Gue tanya nih sekarang."

"Gue yang waktu itu nemuin deket dari kelas. Gue mau—"

"Kan! Emang sapu kelas kita!" Jia memotong begitu saja ucapan Bisma, ketua kelas AK.

"Jangan main motong aja! Lo enggak tahu gimana ceritanya," tukas Yuli dengan nada tinggi tak terima.

Jia berdecak sebal. "Lo pikir kita tertarik sama cerita itu? Kita cuma mau minta sapu kelas kita balik."

Tara dari kelas AK jadi maju ke depan setelah mengambil sapu yang dimaksud Jia, Soma, dan Wisnu yang masih berdiri di ambang pintu kelas Akuntansi.

"Nih. Sekarang bisa pergi?" tanya Tara sembari memberikan sapu ke arah Wisnu dengan nada datar beserta tatapan malasnya.

Tangan Wisnu terulur mengambil namun ia berdecih pelan. "Kelas kalian yang maling kenapa malah kalian yang songong?"

"Anjing."

BUKH!

"BISMA!"

"WISNU!"

"APAAN TIBA-TIBA NONJOK TEMEN GUE?!"

 Itu lah keributan besar kedua yang terjadi setelah keributan pertama para gadis AP dan AK berebut barisan saat Pramuka. Keributan kedua itu justru melibatkan ketua kelas AK sendiri, yaitu Bisma. Sebab pemuda itu duluan yang menyerang Wisnu secara tiba-tiba dengan bogeman mentah. Wisnu jelas melawan, balas memukul dan menendang Bisma hingga akhirnya pergulatan pun tak terelakkan.

Keributan yang langsung membuat anak kelas AP yang ada di sebelah jadi ikut serta datang ke kelas AK.

"BISMA! UDAH!"

"LEPAS!"

"WISNU!"

"DEV, LEPASIN GUE!"

Hafidz dan Devan yang merupakan dari kelas AP jadi ikut menahan Wisnu yang tak mau berhenti membalas. Bisma juga sudah ditarik oleh Sunan, Juan, sampai Tara, tapi Bisma terus mengumpat dan mengamuk minta dilepaskan. Para gadis AP dan AK juga sudah histeris menontoni itu sebab pertarungan tersebut terlihat amat brutal.

Tiga Pagi Where stories live. Discover now