Chapter 32 ~ Pembuktian

179 16 18
                                    

#Haesung Hospital

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


#Haesung Hospital

"Mworago?! Kevin benar-benar pergi ke rumah Ochie?!" Minho mengangguk lesu. Bryan mengepalkan tangannya menahan marah. Setelah Kevin jatuh pingsan karena kelelahan menunggu Ochie, Minho secepat kilat membawa sahabatnya itu untuk kembali ke rumah sakit. Untung saja Jungsoo mengatakan kondisi Kevin tidak terlalu parah. Pria tampan namun imut itu hanya terlalu syok dengan semua yang terjadi dengan hubungannya dan Ochie.

"Mereka bertengkar karena masalah kemarin," jelas Minho sedih. Bryan terdiam mendengar penjelasan Minho. Ia sendiri tidak menyangka jika semuanya akan menjadi seperti ini, "Hyung, jebal jangan pisahkan Kevin dan Ochie. Kasihan Kevin dia pasti terluka." mohon Minho dengan sangat. Ia genggam lengan kekar Bryan erat. Namun Bryan menggeleng kuat.

"Aniya. Mereka berdua memang sudah tidak bisa bersama lagi. Aku memutuskan jika Kevin tidak boleh bertemu dengan Ochie. Wanita itu memang membawa pengaruh buruk untuk Kevin." putus Bryan tegas. 

Kalau saja Luhan tidak licik ingin menghancurkan hubungan Ochie dan Kevin, semuanya tidak akan seperti ini. Luhan benar-benar sudah terbutakan oleh cinta sehingga membuat mata hati pemuda itu tertutup rapat. Apakah ini cara memperjuangkan orang yang ia cintai? Bryan pun sekarang sudah termakan oleh jebakan Luhan. Jadi sekarang Ochie harus cepat bertindak untuk membongkar kebusukan Luhan. Begitupula Minho yang tidak akan diam saja melihat sahabatnya tersakiti.

"Aku yakin Ochie itu dijebak, Hyung. Ochie adalah wanita yang sangat baik dan dia tidak mungkin melakukan perbuatan jahat seperti itu." jelas Minho berusaha membuka akal pikiran Bryan. Namun Bryan yang sudah terkena jebakan Luhan, menilai Minho berada dipihak Ochie. Padahal apa yang dikatakan Minho itu memang benar. Sayangnya kekhawatiran Bryan akan keselamatan Kevin jauh lebih besar. Sehingga membuatnya sulit berpikir jernih untuk saat ini.

"Buktinya sudah jelas jika Ochie yang menukar obat Kevin. Apa kau masih mau membelanya?" Bryan menatap kecewa Minho. Pria itu semakin frustasi saja rasanya memikirkan masalah ini. Kenapa ketika Kevin menemukan kebahagiaannya selalu saja ada yang merusak.

"Kita tidak dapat berasumsi pendek hanya karena Ochie yang menyiapkan obat Kevin. Siapa yang tahu jika sebelumnya ada orang lain yang melakukan hal itu." pernyataan Minho membuat Bryan terdiam kembali dan berusaha mencerna dengan baik. 

"Hyung, jebal. Cobalah berpikir dengan tenang. Ochie tidak mungkin seperti itu. Kita juga belum melihat dari CCTV siapa pelakunya." mohon Minho lagi  dengan tatapan memelas. Bryan mulai bimbang. Ia menghela napas panjang kemudian menatap adiknya yang masih terbaring lemah. Pria tampan itu mulai memikirkan perkataan Hyunji dan Minho barusan. Perkataan mereka berdua ada benarnya. Kenapa ia terlalu mengedepankan emosi sampai lupa untuk berpikir tenang dan jernih dalam menyikapi masalah ini? ya Tuhan Bryan, kenapa kau jadi bodoh sekali.

"Apa aku sudah keterlaluan pada Ochie?" gumam Bryan mulai merenungi sikapnya pada Ochie. Ia tiba-tiba jadi merasa bersalah sudah menuduh Ochie seperti itu tanpa mencari bukti yang lebih jelas.  Seharusnya ia menggunakan logikanya dengan baik sehingga dapat menyimpulkan dengan baik pula. Efek terlalu panik melihat kondisi Kevin sampai membuatnya lupa untuk berpikir dengan tenang.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now