Chapter 25 ~ Bermuka Dua

616 52 43
                                    

Sudah tiga hari Kevin dalam keadaan koma. Tanda-tanda vitalnya juga belum stabil. Masih belum ada tanda kapan pria itu akan sadar. Membuat Bryan, Minho, dan Ochie semakin terpuruk dengan kondisi Kevin. Kenapa selalu Kevin yang menderita? Bryan tidak kuat menyaksikannya. Jika takdir dapat ditukar, biar dirinya saja yang merasakan sakit. Jangan adik kesayangannya.

Cobaan memang selalu datang tanpa diundang. Mengombang-ambing hidup manusia menjadi puing-puing luka yang bertebaran. Namun, semua itu menjadikan sumber kekuatan tersendiri untuk Bryan. Kekuatan untuk selalu bersyukur dengan semua cobaan pemberian Tuhan. Ia bisa lebih kuat dan sabar lagi, karena semua cobaan itu.

"Hyung..." panggil Minho sambil menepuk pelan bahu Bryan. Hanya untuk menghibur kakak sahabatnya itu.

"Kapan Kevin akan sadar?" tanyanya dengan tatapan terluka. Tidak henti-hentinya pria tampan itu memikirkan Kevin yang masih terbaring lemah. Minho tidak tega melihat kakak sahabatnya itu begitu rapuh.

"Kita harus sabar dan terus berdoa. Kevin pasti akan segera sadar, Hyung." Minho mengelus punggung Bryan, menguatkan.

"Kevin sudah terlalu banyak menderita. Hanya demi ingin bertemu wanita itu, dia sampai membahayakan nyawanya," ungkap Bryan perih. "melihat Kevin mati-matian menahan rasa sakitnya, membuatku tidak berguna sebagai seorang kakak,"

Minho menatap Bryan iba "Kevin yang sudah sering disakiti, masih mau menerima wanita itu. Tapi aku justru bertingkah seperti anak kecil yang sedang merajuk. Aku malu dengan Kevin yang dapat lebih dewasa dariku." air mata meluncur turun membasahi wajah Bryan. Ia tidak kuasa menahan tangisnya.

"Hyung punya alasan untuk itu," hibur Minho memahami perasaan Bryan.

"Aku hanya ingin dia bahagia. Tapi kenapa menjadi seperti ini."

"Jangan salahkan dirimu terus. Kevin akan sedih melihatmu seperti ini." Minho ikut meneteskan air matanya. Jujur, ia juga tidak sanggup melihat Kevin selalu menderita.

"Kevin pasti baik-baik saja, bukan?" tanyanya pasrah.

"Tentu saja, Hyung. Dia itu lebih kuat dari yang aku kira." Minho memeluk Bryan dari samping yang juga dibalas oleh Bryan.

"Sonsaengnim! Sonsaengnim!" teriak Ochie panik berusaha memanggil dokter. Minho dan Bryan yang mendengar teriakan Ochie langsung beranjak dari kursi tunggu kemudian berlari menghampiri Ochie yang kalang kabut.

"Waegeurae? Kenapa kau panik?" tanya Minho ikut panik.

"Detak jantung Kevin melemah. Dia kejang-kejang, Minho-ya. Eotteokhae?" wanita itu menangis melihat sang kekasih seperti itu.

"Andwae! Kevin-ah!" Bryan segera masuk ke ruang ICU.

"Cepat panggil Park Seonsaeng!" perintah Minho pada Ochie dengan wajah panik bukan main.
Ochie mengangguk dan segera berlari menuju ruangan Jungsoo.

Tiit... Tiit... Tiit... Tiit...
Suara monitor EKG berbunyi cepat dan nyaring memekakan telinga. Terlihat garis-garis yang menunjukkan bahwa aktivitas jantung Kevin terlihat tidak stabil.

"Kevin-ah, kau bisa mendengarku? Hyungi yeogisseo. Bertahanlah, dongsaeng." ujar Bryan menguatkan hatinya meski ia merasa rapuh setiap melihat sang adik kritis.

Beberapa menit kemudian, Jungsoo dan beberapa perawat datang dengan tergopoh-gopoh ke ruang ICU. Jungsoo dan para perawat dengan sigap menangani Kevin.

"Jungsoo-ya, ada apa dengan Kevin?" tanya Bryan dengan air mata yang berlinang deras.

"Aritmia membuat jantungnya berdetak terlalu cepat. Itu sebabnya dia kejang lagi." jawab Jungsoo sambil memeriksa tanda-tanda vital Kevin.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now