Chapter 36 ~ Tersadar

140 15 8
                                    

#Cafe Mango Six

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Cafe Mango Six

"Apa yang ingin anda bicarakan? Saya tidak memiliki banyak waktu. Apalagi saya tidak mau meninggalkan Kevin terlalu lama." tanya dan ujar Bryan terdengar sedikit ketus sambil menatap Ny. Kwon. Namja itu, Ny. Kwon, dan Bibi Min sedang berada di cafe supaya pembicaraan mereka bertiga lebih intens jika di luar rumah sakit.

"Bryan-ah, sebelum ibumu berbicara Ahjumma ingin menjelaskan dulu. Jadi selama tiga belas tahun kau dan Kevin sudah hidup menderita, sebenarnya itu bukan salah ibumu. Tapi karena Ibumu berada pada pilihan yang sangat sulit untuk melunasi hutang-hutangnya. Ibumu meninggalkan kalian berdua begitu saja karena sudah tidak memiliki pilihan lain. Pilihannya hanya ada dua ibumu bekerja untuk bos rentenirnya sekarang atau nyawamu dan Kevin yang jadi taruhannya." penjelasan Bibi Min seketika membuat lidah Bryan kelu.

Tangannya yang menggenggam cangkir teh semakin mengerat. Suara bising di cafe yang ramai oleh pengunjung seolah tidak terdengar. Rasa yang muncul di hatinya sekarang mulai tidak karuan. Masalah yang sebenarnya terjadi menjadi sebuah alasan untuk sang Ibu. Alasan untuk meninggalkannya dan Kevin sangat mengejutkan dan sulit dipercaya. Tapi bersamaan juga dengan hati dan pikirannya yang sedikit tersadar meskipun masih terasa sulit. Sungguh membuat resah.

"Ahjumma pasti bercanda kan? Mana mungkin wanita ini mengorbankan hal sebesar itu untukku dan Kevin? Padahal sudah sangat jelas dia meninggalkan kita berdua begitu saja tanpa mengatakan yang sebenarnya!" protes Bryan tidak terima. Ia tidak langsung bisa percaya setelah semua yang sudah terjadi padanya dan Kevin karena Ny. Kwon.

"Bryan-ah, Eomma tahu jika Eomma memang salah besar meninggalkan kalian berdua. Tapi Eomma benar-benar terpaksa melakukannya. Selama ini penderitaan yang kalian berdua rasakan Eomma juga merasakannya." mohon Ny. Kwon dengan air mata yang mulai jatuh. Tanpa sadar mata Bryan menangkap mata dan wajah cantik wanita paruh baya itu memerah.

Bryan menggeleng keras. Tatapan matanya berkaca-kaca. "Hentikan. Saya tidak ingin mendengar apa-apa lagi. Jadi tolong anda jangan pernah ganggu hidup saya dan Kevin."

"Eomma meninggalkan kalian karena terlilit hutang dengan rentenir. Hutang itu untuk menutupi keuangan perusahaan ayahmu yang sedang mengalami krisis berat. Jika Eomma menolak bekerja dengan mereka, maka kalian berdua yang akan menjadi sasarannya. Saat itu pilihan yang sangat sulit untuk Eomma sebagai orang tua tunggal." jelas Ny. Kwon panjang lebar supaya Bryan pelan-pelan dapat memahami penjelasannya.

"Dulu anda meninggalkan saya dan Kevin tanpa alasan yang jelas, memberikan luka yang dalam, dan sekarang anda tiba-tiba mengungkap kebenarannya? Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak dulu saja? Apa menunggu saya dan Kevin menderita dulu baru anda berani mengungkapkannya?" cerca Bryan yang mulai merasakan sesak dan sakit di dadanya.

"Aniya, Bryan-ah. Tidak seperti itu." Bryan menahan sesak di dadanya sambil mengepalkan tangan kuat. Berusaha mengontrol perasaan yang mulai bergejolak di dalam hatinya. Bryan sudah sangat lelah namun ia harus tegar demi Kevin. Perasaan marah, kecewa, dan bersalah berhasil tercampur aduk ketika satu per satu penjelasan Ny. Kwon masuk ke telinganya. Tubuh namja itu perlahan sampai melemas. Mulai tidak tahan, Bryan bergegas bangkit dari duduknya.

My Love is You (Ending Soon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang