Chapter 26 ~ Happiness

289 18 11
                                    

*Haesung Hospital

"Butuh sesuatu?" tanya Ochie lembut sambil membantu Kevin untuk duduk lalu menumpuk bantal supaya pria itu dapat bersandar dengan nyaman. Wanita itu dengan setia menemani dan merawat Kevin seharian. Bahkan tugas perawat saja Ochie yang mengerjakannya. Mulai dari membersihkan tubuh Kevin, menyuapinya makan, membantunya keramas, dan yang lainnya. Mungkin saja mereka sudah menjadi sepasang kekasih saat ini.

"Aku mau apel." sahut Kevin tidak kalah lembut. Ochie segera mengupas apel dan menyuapkannya pada Kevin. Mereka saling melempar senyum bahagia.

"Ochie-ya," panggil Kevin lembut

Ochie yang sedang menyiapkan obat Kevin langsung beralih menatap wajah pria yang dicintainya itu.
"Wae?" sahutnya

"Gomawo," ujar Kevin dengan nada tulus bercampur sedih.

Ochie yang mendengar suara sumbang itu langsung duduk di kursi sebelah ranjang Kevin
"Untuk apa?" tanyanya menatap dalam manik mata sayu Kevin. Pria itu menundukkan kepalanya.

"Terima kasih karena sudah mau mencintaiku, Ochie Shin." Ochie terenyuh mendengar ujaran Kevin yang seketika membuatnya bahagia. Ia tidak salah memilih Kevin sebagai kekasihnya.

"Hatiku telah memilihmu. Tidak perlu berterima kasih." jawab Ochie tersenyum tipis. Ia meraih tangan dingin pria itu lalu menggenggamnya. Wajah Kevin masih saja terlihat murung. Seperti banyak beban fikiran yang ia tanggung sendiri

"Aku sakit, Ochie-ya. Tidak tahu berapa lama lagi aku akan bertahan hidup." tutur Kevin mulai pesimis. Ochie semakin erat menggenggam tangan Kevin yang jari telunjuknya dijepit oleh oxymeter.

"Semua manusia pasti mati. Hanya Tuhan yang menentukan umur manusia. Jangan pesimis, Kevin Woo. Kau akan terus hidup untukku dan orang-orang yang kau sayang." ujar Ochie menyemangati. Kevin menatap kekasihnya dengan tatapan terharu. Ia tidak tahu harus mengatakan apalagi untuk mengungkapkan rasa bahagianya saat ini. Rasa bahagia bercampur rasa takut jika ia tidak mampu bertahan untuk membahagiakan Ochie.

"Aku hanya takut dengan memungkinan terburuk yang akan terjadi nanti." Ochie dapat menangkap raut sedih dan putus asa pada wajah pucat Kevin. Pria yang dicintainya itu pasti sangat ketakutan jika sewaktu-waktu kondisinya semakin memburuk. Begitupula dirinya yang tentu saja juga takut kehilangan Kevin untuk selama-lamanya. Ia tidak siap. Sama sekali tidak siap.

Wanita itu menangkup wajah Kevin yang dihiasi nasal kanula. Ia tatap wajah yang masih pucat itu dalam-dalam. "Lihat aku," perintahnya. Kevin mengangkat wajahnya menatap wajah cantik Ochie.

"Kita jalani bersama. Kau harus ingat kalau kau tidak sendirian. Ada aku, Bryan oppa, Minho, dan Park sonsaengnim yang selalu menyayangimu tanpa batas. Kita akan berjuang bersama-sama. Arrachi?"

Air mata Kevin mulai membasahi wajah tampannya. "Aku tidak akan bisa membahagiakanmu. Aku ini hanya merepotkan." ungkap Kevin sedih. Ia merasa tidak pantas bersanding dengan Ochie. Namun, Ochie justru memberikan tanggapan sebaliknya tanpa Kevin duga.

"Aku tidak peduli semenyusahkan apa dirimu. Aku juga tidak peduli hal buruk apa yang akan terjadi nantinya. Yang aku inginkan sekarang adalah kita bisa bersama dalam suka maupun duka." balas Ochie dengan manta tanpa keraguan sedikitpun.

"Tapi aku---"

"Asal kau tahu, aku mencintaimu setulus hatiku. Aku melihatmu dengan hatiku, bukan dengan yang lain." potong Ochie tulus dari hatinya yang paling dalam. Kevin benar-benar tidak dapat berkata apa-apa lagi selain perasaan bahagia yang seolah seperti mimpi. Mimpi indah yang membuatnya tidak ingin segera bangun dan betah berlama-lama berada dalam mimpi indah itu.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now