Chapter 38 ~ Bad Insident

260 19 7
                                    

"Aku heran kenapa Ochie bisa jatuh cinta pada laki-laki penyakitan sepertimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku heran kenapa Ochie bisa jatuh cinta pada laki-laki penyakitan sepertimu." ungkap Luhan membuka pembicaraan. Perkataan pedas Luhan cukup membuat Kevin tertohok. Namun namja itu berusaha untuk tetap percaya diri. Kenapa juga ia harus mendengarkan perkataan Luhan yang masih saja tidak bisa menerima kenyataan. Lebih baik Kevin fokus pada kesehatannya supaya masih bisa membahagiakan orang-orang yang ia sayang. Hanya itu yang ingin Kevin lakukan sebelum Tuhan mengambil nyawanya.

"Luhan-ssi, aku tidak ingin berdebat denganmu." tolak Kevin secara halus. Namja berkulit putih pucat itu menatap Luhan sedikit tajam dan jengah. Malas memulai perdebatan dengan namja imut itu karena hanya akan memulai masalah baru.

Tidak puas dengan tanggapan Kevin, Luhan tersenyum miring. Seolah ingin membuat Kevin mengasihani dirinya sendiri. "Bagaimana mungkin dia lebih memilihmu yang baru dikenalnya daripada aku yang sahabatnya sejak kecil?" tanya Luhan meremehkan Kevin secara halus.

Tangan Kevin mengepal kuat. Pertanyaan Luhan telah membakar hatinya sampai panas. "Kita saling mencintai dan aku rasa kau sudah tahu hal itu." jawab Kevin menegaskan supaya Luhan tidak lagi mempertanyakan masalah yang sama. Ia mengerti Luhan tidak ingin kehilangan Ochie jika Ochie sudah menjadi miliknya.

"Kau yakin? Bukan karena Ochie kasihan padamu?" pertanyaan Luhan terdengar memprovokasi Kevin supaya merasa tidak percaya diri dan berkecil hati menjadi kekasih Ochie. Begitu lah memang karkter Luhan yang hobi sekali memanipulasi keadaan. Jika keadaan tersebut memang menguntungkannya, maka ia akan dengan mudah melakukan manipulasi.

"Aku percaya Ochie mencintaiku setulus hatinya. Dia juga sudah membuktikan cintanya padaku. Kenapa kau masih tidak bisa juga menerima kenyataan?" tanya Kevin tidak habis pikir dengan sikap Luhan.

"Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkanmu merebut Ochie dariku. Dia hanya milikku seorang. Apa kau mengerti?" jelas Luhan memaksa. Kevin hanya menanggapi dengan tersenyum miring. Ia semakin tidak bisa memahami sifat sahabat kecil kekasihnya itu. Apa Luhan tidak ingin belajar menerima kenyataan jika Ochie sudah menjadi miliknya? Ochie telah memilihnya dan bukan memilih Luhan.

"Ochie tidak akan pernah mau mencintai pria licik dan manipulatif sepertimu." ejek Kevin sangat menusuk.

Kali ini giliran tangan Luhan yang terkepal kuat sampai urat-uratnya terlihat. "Apa katamu? Coba katakan sekali lagi?" tanya namja itu dengan nada menahan amarah.

"Pria egois, pendendam, licik, dan manipulatif," ejek Kevin terang-terangan berharap Luhan menyadari kesalahannya. Supaya Luhan bisa belajar bersikap dewasa dalam menyikapi masalah.

"Geurae, aku memang egois, pendendam, licik, dan manipulatif. Tapi aku tidak penyakitan dan menyusahkan sepertimu. Lihat lah, bahkan berjalan saja kau tidak sanggup." Kevin mengepalkan tangannya semakin erat. Mulai panas lagi diejek balik oleh Luhan dan merasa harga dirinya sebagai pria sangat dijatuhkan. Tentu saja Kevin jadi terlihat tidak pantas untuk berpacaran dengan Ochie.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now