Sang Aktor

17.6K 1.3K 169
                                    

Arjuna membuka pintu kamarnya namun tidak menemukan istrinya.Mungkin masih di kamar Ziva. Putri bungsunya itu memang agak sulit tidur. Terkadang Ishana tertidur sampai pagi di kamar Ziva. Arjuna berjalan ke balkon, memandang langit Jakarta yang dihiasi bintang bintang. Menyalakan rokoknya dan menghisapnya pelan pelan. Merenungi rumah tangganya dengan Ishana. Ishana sempurna menjadi istri dan ibu dari anak anaknya. Meskipun sudah memiliki dua orang anak, istrinya tetap bisa menjaga penampilannya. Tetap manis dan sederhana seperti ketika pertama kali Arjuna bertemu dengannya.

Ishana mendampingi Arjuna meniti karir hingga sekarang memiliki perusahaan sendiri. Arjuna sendiri tidak mengerti mengapa dia jatuh cinta lagi dengan Arnetta, sahabat istrinya. Mungkin rumah tangganya dengan Ishana yang baik baik saja ini mengalami titik jenuh? Atau Arnetta yang semenjak mereka duduk di bangku kuliah cukup gencar menggodanya?

Jujur harus Arjuna akui bahwa Arnetta memiliki kelebihan secara fisik dibandingkan dengan istrinya. Arnetta cantik dan pintar berdandan. Cara Arnetta memperlakukan Arjuna semenjak menjadi kekasihnya pun berhasil memikat Arjuna. Sempat terpikir untuk jujur terhadap Ishana dan menjadikan Arnetta istri kedua. Tapi Arjuna tidak siap membayangkan reaksi istrinya itu. Hatinya mulai gamang. Dimatikan rokoknya dan membuang puntungnya ke tempat sampah. Menutup pintu balkon dan berjalan keluar kamar menuju kamar Ziva, putrinya.

Arjuna membuka pintu kamar Ziva perlahan, dilihatnya Ishana tertidur sambil memeluk putrinya itu. Arjuna merebahkan diri disamping Ishana. Maafkan aku, sayang, bisik Arjuna lirih. Memeluk Ishana dan berusaha memejamkan mata.

Sampai hari keberangkatannya ke Surabaya, Arjuna masih merasa resah.

Perasaan bersalah terhadap Ishana masih menghantuinya. Harusnya ia tidak mengizinkan Arnetta ikut bersamanya ke Surabaya. Tapi semuanya sudah terlanjur.

Arjuna terjebak dalam kebohongan yang entah sampai kapan bisa ia sembunyikan.

Hari pertama di Surabaya, Arjuna disibukkan dengan jadwal meeting dan makan siang dengan kliennya. Sementara Arnetta dengan sabar menunggunya di hotel. Baru malam hari Arjuna bisa menikmati waktu bersama Arnetta. Itu pun hanya sekedar jalan jalan seputaran hotel dan makan malam.

"Sampai kapan kita akan begini, Mas?" tanya Arnetta ketika mereka hendak tidur.

Arjuna memandang wajah cantik Arnetta. Menarik tubuh Arnetta ke dalam dekapannya.

Maafkan aku Nett, sejujurnya aku ngk tahu sampai kita seperti ini. Batin Arjuna seraya mencium puncak kepala Arnetta.

"Kita jalani saja hubungan kita seperti ini." ujarnya pelan.

Detik berikutnya ia menarik tengkuk Arnetta dan mulai berciuman sembari merasakan kenikmatan surgawi.


Hallo Readers,

Terima kasih ya sudah membaca sampai part ini..

Ditunggu komennya...

RINDU UNTUK ISHANA  (Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora