Kejutan Untuk Arjuna (Bag.2)

20.3K 1.3K 8
                                    


Luka seorang istri karena penghianatan suami adalah luka yang tidak mudah untuk disembuhkan. 

Tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya.

Ishana salut dengan sikap suami dan sahabatnya. Menyembunyikan kebohongan mereka dengan sangat rapi. Bersikap manis di hadapannya. Rutinitas kantor yang padat tidak juga membuat Ishana melupakan rasa sakit itu, meskipun ia bersikap pura pura lupa dan menyibukkan diri di kantor. 

Kecurigaan Ishana dijawab suaminya dengan bijak.

"Aku bukan lelaki yang gampang jatuh cinta." Atau " Aku tidak berminat untuk membagi cinta ke wanita lain, " dalih suaminya ketika Ishana mulai menyelidiki.

Namun, ia tidak bahagia dengan jawaban suaminya itu. Malah justru semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan suami dan sahabatnya itu, walaupun pada akhirnya ia sangat terpukul ketika mengetahui kenyataannya bahwa Arnetta adalah kekasih suaminya sejak setahun lalu.

Pandangan Ishana terhenti pada sebuah foto yang ia pajang di meja kerjanya. Ia meraih foto itu dan menatapnya lekat. Foto ketika ia, arjuna dan kedua anaknya berlibur ke Korea setahun yang lalu. Tampak begitu besar kebahagiaan yang mereka miliki saat itu. Seakan badai sekuat apapun tidak akan pernah menghilangkan kekuatan cinta mereka. Namun, kini justru cobaan datang dari orang terdekat.

Ishana meraih foto foto bukti kemesraan suami dan sahabatnya itu ketika mereka di Surabaya beberapa waktu lalu, kemudian memasukkannya ke dalam amplop. 

Dimasukkannya juga bukti bukti percakapan mesra mereka yang telah ia print tadi. 

Ishana beranjak keluar dari ruangannya. Menitipkan beberepa pesan kepada Dita, assistennya untuk membatalkan beberapa meeting hari ini. 

Aku harus menemui Arjuna dan menyelesaikan masalah ini, kata kata itu terus berputar di otaknya. Ishana mengemudikan Honda jazz merahnya menuju kantor suaminya.

Setibanya di parkiran kantor suaminya, Ishana tidak melihat mobil milik Arjuna.

Bergegas Ishana memasuki lobby kantor dan naik lift menuju lantai dua. Keluar dari lift, ia berpapasan dengan Irfan yang hendak turun.

"Eh Han, tumben pagi pagi kemari, " sapa Irfan ramah.

 Ishana tersenyum.

"Mas Juna kemana Fan, kok aku ngak liat mobilnya di parkiran?" Tanyanya.

Irfan mengerutkan kening heran.

"Juna belum datang Han, dia kirim pesan tadi kalau dia hari ini datang terlambat datang, ada urusan dulu, " urai Irfan.

Ishana terdiam di tempatnya. Mengeluarkan amplop coklat dari tasnya.

"Aku titip ini aja ya, tolong bilang Mas Juna kalau aku tunggu di rumah." Ishana menyerahkan amplop coklat ke tangan Irfan.

Irfan mengambil amplop coklat itu dari tangan istri Bos sekaligus sahabatnya itu.

"Ngak mau nunggu aja? " tawar Irfan. 

"Mungkin sebentar lagi Juna datang, " sambungnya.

Ishana menggeleng. " Aku harus balik ke kantor, Fan...," ujarnya.

"Ok kalau begitu. Yuk barengan turun, kebetulan aku ada berkas yang tertinggal di mobil, " ajak Irfan sambil menekan tombol lift.

Arjuna tiba di kantor menjelang makan siang. Sepulang dari apartement Arnetta, ia tidak langsung menuju kantor, melainkan menuju apartementnya untuk sejenak menenangkan diri. Ia dan Ishana memiliki satu unit apartement yang mereka beli ketika baru menikah.

Arjuna menghempaskan diri di kursi kerjanya. Dilihatnya amplop coklat di atas mejanya. Diraihnya dan mulai membukanya.

" Tadi Hana datang memberikan amplop itu, " Irfan tiba tiba sudah berdiri di ambang pintu ruangannya. Melihat Arjuna sangat berantakan dan terlihat jelas bahwa sahabatnya itu pasti sedang dalam masalah besar.

"Kenapa ngk lo suruh tunggu?" tanya Arjuna sembari mengeluarkan isi amplop.

"Hana bilang ia menunggu lo di rumah, "ucap Irfan

Tiba tiba ia terhenyak kanget. Meletakkan begitu saja isi amplop di mejanya. Setengah berlari ia keluar dari ruangannya. Tidak dipedulikannya suara teriakan Irfan yang memanggil manggil namanya.

Sementara di ruangan Arjuna, Irfan mengambil isi amplop yang berserakan di meja dan menatapnya lekat. Tangannya terkepal. Kurang ajar kamu, Juna, bibirnya bergetar. Dimasukkannya kembali semua itu ke dalam amplop dan memasukkannya ke saku celananya.


Hello Readers,

Foto di atas cuma ilustrasi aja ya, hehehe.

Biar semangat, penulis sambil ngebayangin siapa yang cocok jadi tokoh tokoh di sini.

Terima Kasih sudah membaca...

RINDU UNTUK ISHANA  (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang