Di Ujung Pencarian

24.3K 1.4K 10
                                    

Satu langkah lagi menujumu...


Allahu akbar Allahu akbar....

Terdengar suara adzan subuh menggema memenuhi seluruh pesantren. Adzan subuh yang dikumandangkan oleh seorang laki laki yang memiliki suara merdu, membuat para santri dan santriwati terpukau. 

Apalagi wajah dan kepintarannya membuat para santriwati bermimpi menjadi istrinya.

Ishana diam di tempatnya. Ia memejamkan mata menikmati suara yang mengalun indah dari sang muazin yang tak lain adalah Ustadz Ardi, mampu menciptakan desir yang aneh dalam hatinya.

"Hana, yuk kita segera ke mesjid, " ajak umi Halimah. Ishana tersenyum, lalu mengikuti langkah umi Halimah menuju mesjid untuk shalat subuh berjamaah.

Hari ini pernikahan Alya dengan Bayu, calon suaminya. Ishana dan beberapa guru pesantren menjadi panitia. Sehabis subuh, kesibukan mulai terlihat di aula pesantren, karena akad nikah akan dilaksanakan pukul delapan pagi. Ishana pun bersiap untuk di rias bersama para ahwat yang menjadi panitia.

Ketika rombongan Bayu datang, Ishana yang ikut berdiri menyambut terkesiap. Ingin ia menundukkan kepala, tapi posisi dia yang berada di depan bersama panitia lainnya tidak memungkinkannya untuk menunduk. Sementara Bayu yang diapit oleh kedua orangtuanya tak kalah terkejut melihat mantan istri bosnya berdiri tak jauh dari tempatnya. Namun, ia segera menguasai keadaan. Beribu pertanyaan terpaksa ia simpan, karena sebentar lagi ia akan mengucapkan ijab kabul.

Semoga Bayu tidak mengenaliku. Batin Ishana

Setelah rombongan keluarga Bayu memasuki aula, Ishana menghempaskan tubuhnya di kursi dekat meja penerima tamu. Menenangkan diri sejenak.

Ishana tidak menyangka bahwa Bayu, calon suami Alya adalah Bayu Atmajaya, Manager IT di kantor mantan suaminya. Sebulan yang lalu, ia tidak menghadiri acara lamaran karena Ziva sakit. Saat tadi mata Bayu menatap sekilas ke arahnya, Ishana yakin Bayu mengenalinya meskipun kini ia berhijab.

Ya Allah, mungkinkah Bayu mengundang Arjuna ke resepsi pernikahannya dengan Alya? . Tanya Ishana dalam hati. Tidak mungkin rasanya Bayu tidak mengundang Arjuna. Ishana melanjutkan dalam hati.

Ishana mulai dilanda kegelisahan. Berharap ia tak bertemu dengan Arjuna di sini.

Sementara di dalam aula, sambil menunggu penghulu yang sedang dalam perjalanan, Bayu mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Diketiknya pesan kepada Irfan. Berharap agar Irfan membacanya sebelum sampai di sini.

***********

"Jun, kayaknya kita ngk akan keburu menghadiri ijab kabulnya Bayu," kata Irfan di balik kemudi pajero hitam milik Arjuna.

Mereka terjebak macet di tol jagorawi menuju Bogor.

"Dari Bogor berapa jam ke Pesantren Al Munawar?"

" Kata si Bayu sih sekitar satu jam," jawab Irfan.

" Ya, mudah mudahan kita juga ngak kelewat ya resepsinya. Lagian si Bayu, jauh amat sih nikahnya. Gue pikir di kota Bogornya," sungut Arjuna

Setelah menempuh kurang lebih tiga jam perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di Pesantren Al Munawar. Irfan segera memarkir mobil dan bergegas turun, disusul Arjuna.

Irfan berhenti sejenak, merogoh kantong celana, mengambil ponselnya. Sedari tadi di perjalanan, ponselnya terus berbunyi. Namun ia abaikan. Dibukanya pesan dari Bayu.

Ada Bu Hana disini.

Singkat tapi cukup membuat Irfan melongo. Segera disusulnya Arjuna yang sudah berjalan menuju aula.

"Jun, " kata Irfan terengah-engah menyusul Arjuna yang sudah berada di meja penerima tamu. Arjuna menoleh menatap heran sahabatnya itu. Namun ia melanjutkan mengisi buku tamu dan berjalan ke dalam aula.

Ketika tengah mengantri untuk menyalami pengantin, tiba tiba mata Arjuna menatap perempuan di sudut aula. Rasa rasanya ia tahu siluet perempuan itu. Ia seperti mengenalnya, hanya saja hijab di kepala perempuan itu membuat Arjuna ragu, tak yakin pikirannya benar.

Mana mungkin dia. Batinnya

Tapi matanya terus menatap ke arah perempuan itu. Irfan yang berada di belakang Arjuna mengikuti arah pandang sahabatnya itu. Ia langsung mengenali siapa yang dilihat Arjuna.

Aduuh gimana ini? Bayu benar, ada Hana di sini. Irfan mulai gelisah antara memberitahu sahabatnya itu atau tidak. Tapi, Arjuna sudah terlanjur melihat Ishana.

"Jun, i-tu kan...," Irfan tak jadi melanjutkan ucapannya ketika melihat Arjuna berjalan tergesa menuju perempuan itu. Namun, dilihatnya perempuan itu bergegas keluar aula sambil menuntun seorang gadis kecil. Arjuna mengikutinya sampai ke parkiran.

Mendadak dadanya berdenyut kencang ketika melihat perempuan berhijab itu memasuki Honda Jazz merah. Tubuhnya seketika menegang. Honda Jazz merah yang Arjuna hapal plat nomornya. Mobil yang ia berikan kepada Ishana sebagai hadiah ulang tahun.

"Hana," lirih Arjuna meraba dadanya. Merasakan detakan itu nyata.

Ia tak salah mengenali. Arjuna yakin bahwa perempuan itu adalah mantan istrinya yang selama empat tahun ini ia cari. 



Dear Readers, 

Kebetulan sekali ya

Bagaimana selanjutnya? Apa yang akan dilakukan Arjuna?

Tunggu update-nya yaaa...

RINDU UNTUK ISHANA  (Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora