Masih Merindukanmu

23.8K 1.4K 120
                                    

Rindu yang terus menerjang.

Semoga semesta mempertemukan (kembali) kita...


Arjuna memandang cangkir kopi yang berada di dalam genggaman tangannya. Pikirannya menerawang. Rasa kopi ini tak sama dengan yang biasa ia minum dulu.

Kopi yang selalu ia nikmati di pagi hari, ditemani sepiring roti bakar dengan selai kacang atau sepiring nasi goreng, juga wanita yang ia cintai membuat paginya menjadi sangat sempurna.

Ishana akan memandangnya, lalu bertanya, "Enak ngak?"

Pertanyaan yang sama setiap pagi.

"Enak, Sayang," ia akan menjawab pertanyaan Ishana sambil mengelus pipi halusnya.

Setelah itu Ishana melanjutkan membuat sarapan dan bekal untuk kedua anak mereka.

Suasana pagi yang tidak pernah Arjuna dapatkan semenjak menikah dengan Arnetta.

Arnetta tidak pandai memasak. Bik Siti yang selalu membuatkan mereka sarapan.

Kembali Arjuna menyesap kopinya, menaruhnya kembali di atas meja kerjanya. Menyingkirkan bayangan sang mantan istri yang kembali merasuki pikirannya.

Hari ini ia datang ke kantor lebih pagi dari biasanya. Arjuna harus mengantarkan Raka lebih pagi ke sekolahnya karena putranya itu akan mengikuti field trip ke Bandung bersama guru guru dan teman teman sekolahnya.

 Sesampainya di kantor, ia meminta Maya, sekretarisnya untuk membuatkan kopi karena tadi di rumah ia tak sempat meminum kopi buatan Bik Siti.

Ya Tuhan. Andai saja ia bisa memilih kembali ke masa lalu, Arjuna akan memilih untuk tidak melakukan kesalahan ini. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Kini ia sudah menjadi suami Arnetta dan memiliki Maura, gadis kecil darah dagingnya.

Ia pernah ingin menghentikan pencariannya. Berusaha pasrah menerima takdirnya. Melupakan mantan istrinya. Namun seberapa keras ia menyangkal, kerinduan selalu menyelinap di dadanya.

Ingatannya pada Ishana membuatnya tak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Di bukanya bekal sarapan yang dibawanya dari rumah. Namun, ia tak berselera untuk memakannya.

Ia menghempaskan tubuh di sofa. Melonggarkan dasinya.

Sekarang apa yang harus ia lakukan? Tak satupun petunjuk yang ia dapatkan mengenai Ishana dan putrinya.

Tiba-tiba Arjuna teringat sesuatu. Segera ia menyambar kunci mobil dan bergegas ke luar ruangan.

"May, batalkan semua meeting saya hari ini." katanya pada Maya, sekretarisnya.

"Lhoo, Bapak mau kemana?" tanya Maya

"Tapi Pak, hari ini ada meeting penting sa-maa...." lanjut Maya terpotong

"Batalin aja atau minta Irfan buat gantiin saya," tegas Arjuna.

" Ta-pi Pak, " Maya tak jadi melanjutkan kalimatnya keburu Bosnya itu meninggalkan ruangan.

Dengan kecepatan tinggi Arjuna memacu laju mobilnya menuju salah satu gedung perkantoran. Tiba tiba tadi ia teringat sama Arini, sahabat Ishana selain Arnetta. Dulu Ishana satu kantor dengan Arini.

Semoga Arini masih bekerja di sana. Harap Arjuna dalam hati.

Arjuna berhasil menemui Arini dan mengajaknya ke kafe tak jauh dari kantornya untuk berbincang.

"Gue ngak tau Hana dimana sekarang," kata Arini menatap iba mantan suami sahabatnya itu. Arjuna menghembuskan nafas beratnya.

"Dia ngak ngomong apa apa sama lo waktu resign?" desaknya.

Arini memainkan cangkir tehnya.

"Ngak Jun, dia cuma bilang mau menenangkan diri," jawab Arini.

"Serius, lo ngk lagi bohongin gue kan?" serang Arjuna. Ia menatap tajam Arini.

" Ngak, ngapain gue bohong?? Lagian lo ngapain sih nyari Hana lagi? Bukannya lo udah bahagia sama selingkuhan lo?!" ketus Arini.

"Gue ngk nyari dia, gw cuma kangen Ziva," kilah Arjuna.

Arini menghela napas. Menatap kesal lelaki di hadapannya.

"Maaf Jun, gue ngak bisa kasih info karena gue sendiri ngak tau keberadaan Hana dan Ziva sekarang," urai Arini.

"Ya udah, gue pamit ya. Masih ada urusan di kantor. Kalau suatu saat Hana ngehubungin lo, tolong bilang kalau gue nyari dia," kata Arjuna sambil berdiri. Lalu berjalan meninggalkan kafe.

Arini menatap punggung Arjuna yang berlalu dari hadapannya.

Maaf Jun, gue terpaksa berbohong. Katanya dalam hati.

Arini sebenarnya tahu dimana Ishana berada sekarang. Mereka masih sering berkomunikasi lewat telepon. Terkadang Arini mengunjungi Ishana akhir pekan. Hanya saja ia enggan untuk memberitahu Arjuna, mengingat seberapa keras sahabatnya itu berusaha untuk melupakan masa lalunya.



RINDU UNTUK ISHANA  (Terbit)Where stories live. Discover now