Chapter 16

2K 402 74
                                    

Remember,
I'll be there whenever you want me.

Bersemu samar pada pertemuan tak terduga, Mona mengelus tengkuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersemu samar pada pertemuan tak terduga, Mona mengelus tengkuknya. Mendapati menjawab dengan terbata. "A-ada apa kau mencariku?"

Cahaya penerangan sekitar perlahan meredup, lampu menderang pada panggung kecil menjadi sorotan seluruh pasang mata. Terdapat Yuna memegang sebuah mic, terlihat tengah bersiap untuk memulai kata penyambutan.

"Kuharap kau tidak keberatan berbincang sebentar?" Jeongin menawarkan tanpa ragu,

Dan siapa yang akan menolak jika sepasang mata itu menatap seakan penuh harapan terbesit didalamnya.

Mona mengangguk kikuk sebagai jawaban menyetujui untuk berbincang sejenak. Meskipun ia yakin akan lebih banyak terdiam.

Jeongin bertindak sopan dengan membuka jalan untuk Mona agar melangkah terlebih dahulu dan lelaki itu menyamai serta menuntun langkahnya menuju sudut tangga yang tampak renggang dari tamu undangan lainnya.

Sembari menyimak setiap kalimat penyambutan Yuna yang mengawali dengan ucapan terima kasih serta menjelaskan maksud dari pembukaan butik dan rancangan design gaunnya. Jeongin membuka perbincangan bersama suara pelannya, mengajukan pertanyaan,

"Apa kau mempunyai hubungan dengan Beomgyu?"

Mona mengangkat alis, "Hubungan?"

"Entahlah, hubungan spesial-- misalnya berpacaran?"

"T-tentu saja tidak" Mona sontak menyangkal dengan gelagapan. Matanya mengerjap panik, "Kami hanya sebatas teman,"

"Ah, Kupikir aku lancang menghubungi nomormu." Jeongin berusaha menahan tawa akibat tingkah Mona, dan berakhir menampakan senyuman lebarnya "Baguslah,"

Meski dalam penerangan minim sekitar, pandangannya tidak mungkin melewatkan senyuman yang terlukis dari bibir indah serta raut wajah berseri Jeongin. Telah lama Mona menantikannya, senyuman lepas tanpa adanya beban memenuhi pundak. Mampu menghipnotis dan membuatnya terpaku, sampai tanpa sadar ia bergumam.

"Kau-- tersenyum?"

"Lalu?" Jeongin bertanya balik.

Menyadari telah berkata aneh, Mona mengerjap perlahan, berusaha menyadarkan diri. Menjawab asal. "Ah, tidak-- maksudku, senyumanmu bagus." alasan macam apa itu? Ia mengulum kesal, merutuki dirinya sendiri.

Tepuk tangan riuh terdengar menggema, memenuhi penjuru ruangan setelah Yuna menyampaikan penyambutan terakhir.

Seiring Jeongin mengikis perlahan jarak dengan mendekatkan wajahnya dan berbisik pada sebelah telinga Mona. "Baiklah, Aku akan lebih sering tersenyum dan kau bisa melihat senyumanku sesukamu. "

Suara itu menggelitik lembut memasuki pendengaran, ribuan kupu-kupu seakan memenuhi seluruh gejolak dalam dada. Jarak diantara mereka terlampau dekat, hingga Mona dapat menghirup aroma mint yang keluar dari hembusan napas Jeongin. Beruntung penerangan sekitar menutupi rona pada pipinya.

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang