Chapter 15

2.2K 409 87
                                    

Bahkan awan mengikuti hembusan angin,
Mengapa aku masih menetap?

Bus meluncur mulus menyusuri jalan seiring Mona menggeser perlahan kaca jendela, membiarkan angin menerpa wajahnya yang masih terasa memanas serta helaian rambutnya yang mengalun mengikuti hembusan angin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bus meluncur mulus menyusuri jalan seiring Mona menggeser perlahan kaca jendela, membiarkan angin menerpa wajahnya yang masih terasa memanas serta helaian rambutnya yang mengalun mengikuti hembusan angin. Sepanjang perjalanan, meski tanpa sengaja Mona terus saja memutar kilas balik mengenai pertikaian rumit yang terjadi antara Beomgyu dan Jeongin. Entah berawal dari mana hingga ia berakhir turut terlibat meski tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Beomgyu yang meletakan kasar tasnya pada meja panjang dan mulai berkata sesuatu yang membuat Mona tercengang "Menyingkirlah,"

Sejujurnya Mona gelagapan, otaknya mencari tindakan tepat untuk mencegat atmosfir ketegangan yang membumbung tinggi menggerogoti sekitar. Tetapi balasan Jeongin tidak kalah mengejutkan sampai membuat sekujur tubuh Mona membeku seketika. "Apa kau mempunyai hak sesukanya? Atau kau tidak menyukai aku berada disampingnya?" pertanyaan yang terkesan menantang.

Sikap tak terduga Jeongin sukses membuat seluruh pusat perhatian tertuju pada mereka. Seluruh pasang mata menyimak seksama, terheran, menunggu kelanjutan seakan menyaksikan sebuah drama dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang diperhatikan tampak tidak peduli, lebih pada mengabaikan banyaknya sorotan itu. Hanyalah Mona yang merasa risih dengan suasana semakin mengintimidasi.

Beomgyu tertawa hambar, "Jangan banyak bertingkah." membalas menatap tajam, "Kau bahkan tidak pantas berada disampingnya." ucapnya ketus, seiring meraih tas serta pergelangan tangan Mona. "Berdirilah, kita mencari tempat lain."

Tidak membiarkannya mencerna situasi lebih lama, dalam keadaan linglung Mona tanpa berpikir panjang beranjak dari kursi mengikuti arahan Beomgyu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Sebenarnya ia tidak mengetahui sendiri apa yang sedang ia lakukan.

Belum sempat meraih tasnya, sebelah tangan Mona tercegat oleh Jeongin yang tanpa dugaan menggenggam pergelangan tangannya dan mulai berkata sesuatu yang membuatnya bergeming untuk kesekian kalinya. "Mona, Apa kau keberatan aku berada disini?"

Beomgyu mendengus, "Apa kau bercanda?"

Jeongin terlihat mengabaikan Beomgyu, masih menatap lekat pasang mata Mona untuk memastikan. "Aku menunggu jawabanmu. Jika keberatan, aku akan pergi sekarang."

Jantung berdegup kencang, otak bekerja lambat, lidah terasa kelu untuk sekedar berucap. Dalam situasi seperti itu, apakah rasional untuk menjawab dengan benar?

"Itu--"

"Hey kalian!"

Suara bariton menyahut, memecahkan situasi. Sontak mengalihkan seluruh perhatian pada pria paruh baya berkepala plontos dengan kacamata bertengker pada hidung mancungnya. Beberapa buku mengapit pada lengan kokohnya.

Tanpa sadar, proffesor telah melangkah dari ambang pintu memasuki kelas. Berdecak heran sembari menunjuk menggunakan gulungan kertas pada genggamannya, "Sedang memerankan drama? Kelas akan dimulai, kalian berhentilah memperebutkan seorang gadis dalam kelas."

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Where stories live. Discover now