Chapter 7

2.2K 441 48
                                    

Cinta pandangan pertama,
Adakah yang percaya?

Beberapa menit lagi kelas akan berlangsung, suasana sekitar mulai tenang tetapi Mood-nya semakin buruk, jemari memutar pena seiring dengan helaan napas gusar terdengar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Beberapa menit lagi kelas akan berlangsung, suasana sekitar mulai tenang tetapi Mood-nya semakin buruk, jemari memutar pena seiring dengan helaan napas gusar terdengar. Mata bengkak, mood buruk dan hanya susunan buku menemani meski Mona sama sekali tidak berniat membukanya. Seharusnya sekarang waktu yang tepat untuk melangkah keluar meninggalkan jam pelajaran yang terhitung mundur detik per detik, namun pasang kakinya tetap berpijak, tak berniat beranjak seakan menolak total perintah otaknya.

Bukannya memutuskan antara dua pilihan saling bertumbuk dalam benaknya, antara harus meninggalkan kelas atau berdiam, menyimak tanpa menyerap penyampaian. Tetapi pandangan Mona lebih memilih dengan berakhir terjebak pada satu arah. Jeongin tengah menyibakan rambut ke belakang sembari berfokus pada layar laptop dihadapannya.

Mona menyadari pemandangan biasa yang terlihat luar biasa jika Jeongin melakukannya, bukan hanya ia sendiri yang menikmatinya. Seluruh gadis melirik seakan Jeongin merupakan bongkahan berlian bersinar yang dapat mereka lihat secara langsung dengan gratis.

Mona memutar bola mata kesal, merutuki dirinya sendiri yang masih sempatnya memandang lelaki yang bahkan sama sekali tidak peduli dengannya. Dasar bodoh.

"Apa kau baik-baik saja sekarang?" sahutan itu membuatnya beralih memutar kepala dan baru menyadari kehadiran Beomgyu yang entah sejak kapan telah mengambil posisi duduk bersampingan dengannya.

Mona sontak menutup wajah menggunakan pasang tangannya, "Ya, dan Jangan melihat wajahku."

"Bagus. Ternyata kau sadar wajahmu begitu mengerikan." Beomgyu menekan dan mengutip kata 'mengerikan' menggunakan jemarinya. Tendangan tak terduga sukses mendarat pada salah satu betisnya. Beomgyu cukup meringis kesakitan menerima efek tendangan dari kaki mungil Mona.

"kakimu besi atau apa? Kalau aku tidak bisa berjalan, kau harus tanggung jawab."

Mona memutar bola mata, tidak menanggapi ejekan Beomgyu tetapi beralih mengganti topik seiring ketukan sepatu pentofel proffesor terdengar mendekat, memasuki kelas.

"Beomgyu, setelah kelas berakhir kau ingin makan sesuatu? Biar aku yang traktir."

Beomgyu mengernyit, melirik Mona lekat seakan menganalisa sesuatu mencurigakan terdeteksi, "Ada apa denganmu? Kau yakin mau mentraktir?"

Mona mendengus, "Ya sudah, kalau kau tidak mau--"

"Mau! Tentu saja mau. Siapa yang menolak gratisan?" Beomgyu menyela dengan cepat, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman licik.

Mona mengulum senyum mendapati tingkah itu, Beomgyu secara praktis menjadi moodbooster pada pagi hari menyedihkan dan membosankannya.

***

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Where stories live. Discover now