Chapter 18

1.9K 320 72
                                    

Love is the reason
that I'm still waiting.

Hongdae, daerah yang menjadi tujuan dadakan Mona setelah menghabiskan waktu mengerjakan tugas, berpikir membunuh sisa-sisa beban penatnya akibat angka dan kurva yang sukses memanaskan mata sekaligus otak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hongdae, daerah yang menjadi tujuan dadakan Mona setelah menghabiskan waktu mengerjakan tugas, berpikir membunuh sisa-sisa beban penatnya akibat angka dan kurva yang sukses memanaskan mata sekaligus otak. Beruntungnya berkat saran Beomgyu menawarkan untuk mengunjungi toko roti miliknya, Mona antusias dan berakhir memijakan kaki (lagi) pada daerah padat hiruk piruk pengunjung (terutama remaja) setelah sekian lamanya semenjak memasuki masa kuliah.

"Beomgyu!"

Sahutan ramah Byul terdengar dari balik kasir saat menyadari Beomgyu serta Mona yang membuntuti dari belakang mendorong pintu kaca memasuki toko roti bertema klasik dengan warna dominan coklat hitam. Aroma roti panggang menyeruak, Suasana dalam ruangan tampak ramai, sesekali terdapat beberapa pengunjung tidak menetap, melainkan memesan roti dan pergi beberapa menit kemudian.

"Kau membawa temanmu kali ini?"

Beomgyu mengangguk, meliriknya sekilas. "Nuna mengingatnya, kan?"

"Tentu saja, Dia Mona." ucapnya yakin, sembari menyusun tumpukan roti panggang dari nampan ke dalam etalase kaca. Lalu tersenyum melanjutkan, "Kalian duduk saja. Aku akan membawa beberapa roti dan minuman untuk kalian."

"Oh, tidak perlu repot-repot. Aku--" kalimatnya terputus saat Beomgyu lebih cekatan menarik pergelangan tangannya menjauh dari area etalase, meninggalkan Byul yang beralih melayani pengunjung lain.

"Ikuti saja kata nuna." Beomgyu mendekatkan wajahnya dan berbisik. "Lagipula, Kau tamu disini."

Selagi Boemgyu menarik kursi dan mempersilahkan Mona mendudukinya, Ia telah sigap mendaratkan bokongnya pada kursi terlebih dahulu sembari menggerutu. "Tapi aku datang untuk berkunjung bukan untuk merepotkan."

Beomgyu menyeringai. Menjitak pelan kepalanya. "Kau tidak merepotkan siapapun."

"Jadi.. Inilah tempat bisnis ibumu?" Mona mengalihkan wajah, dengan mata sibuk menelusuri sekitar. "Jujur saja, aku sangat menyukai suasana disini. Tidak begitu berisik dan aroma rotinya.. Rasanya seperti berada di rumah? Kurasa."

"Sama." sahut Beomgyu.

"Apanya?"

"Aku juga merasa tempat ini seperti rumah, karena banyak menghabiskan waktu bersama ibuku disini."

Mona beralih menangkup wajahnya, bertopang dagu. Tersenyum mencairkan suasana. "Pasti menyenangkan? Menjadi Beomgyu beranjak remaja yang menghabiskan waktu bersama ibumu."

Beomgyu mengalihkan pandangannya pada luar jendela, jalanan dipenuhi berbagai hiruk piruk orang melintasi. Senyuman tidak terlukis dibibirnya. "Entahlah, banyak yang aku lalui. Rasanya menyesakan menjadi terluka, menyedihkan dan setiap harinya mendengar kalimat menusuk dari sekitar. Aku bahkan tidak mengingat kapan terakhir kali merasa bahagia ataupun tertawa bebas."

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang