Chapter 8

2K 405 40
                                    

Tidak banyak permintaan,
Cukup melihatmu tersenyum, bukankah suatu sumber bahagia?

Salam penutup proffesor berupa "Terima kasih, dan sampai jumpa minggu depan" mengakhiri kelas seiring Mona menutup buku serta layar laptopnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam penutup proffesor berupa "Terima kasih, dan sampai jumpa minggu depan" mengakhiri kelas seiring Mona menutup buku serta layar laptopnya. Ia bukanlah tipikal gadis yang repot menata rapi segala sesuatu baginya sepele, termasuk mengemasi barang perkuliahan agar tertata rapi ketika memasuki tas. Baginya hanya membuang waktu meski melewatkan sedetik saja. Cukup dengan melempar asal barangnya ke dalam tas, selama masih memiliki cukup ruang didalamnya-- tidak masalah.

"Kukira kau tidak memberikan pewangi." Beomgyu mengacungkan jaket denim miliknya dari dalam paper bag pemberian Mona setelah menyelesaikan jasa laundry sebagai ucapan terima kasih. Dan Mona tidak begitu yakin, memberikan pewangi seberapa banyak karena Beomgyu tak perlu mendengus dekat untuk menghirup aroma menyeruak dari dalam paper bag. Mona memberikan itu beberapa detik sebelum kelas berlangsung.

"Apa kau pikir aku sangat miskin sampai tidak mampu membeli pewangi pakaian?" balasnya, tersenyum enggan seiring meraih sebuah payung dari dalam tasnya. "Bersyukur aku memberinya pewangi." cibirnya dengan bergumam. Namun Beomgyu masih bisa menangkapnya jelas, meski tidak menanggapi lebih lanjut. Hanyalah kepala besar lelaki itu yang bergerak mengangguk-angguk.

Mona menghela napas saat payung lipat kini berada dalam genggamannya. Ekor matanya beralih melirik sang pemilik-- Jeongin yang tengah melangkah lebih dulu menuju pintu keluar sembari sesekali menyampirkan tas.

Ia tidak mengejar meski berniat mengembalikan setelah sekian lama menarik ulur rencana dengan niatan awal agar dapat mengenal lebih dekat satu sama lain. Harapannya sirna-- untuk memiliki, mungkin? tetapi bukannya ia menyerah, hanya saja seorang Yoon Mona bukanlah tipikal gadis yang akan mengganggu hubungan seseorang oleh kehadirannya-- merusak hubungan orang lain tidak termasuk dalam daftar kehidupan tentramnya. Lagipula, Jeongin bahkan terlihat enggan menyambutnya meskipun beberapa cara telah Mona kerahkan.

Jeongin tidak membuka hati untuknya-- belum atau tidak akan pernah. Siapa yang akan tahu kedepannya? Namun langkah Mona untuk dapat 'sekedar berteman' tetap tidak akan berubah. Walaupun tidak untuk saat ini. Mona masih menunggu waktu yang tepat.

"Sepertinya akan hujan?" tegur Beomgyu, membuyarkan lamunannya. Setelah sekilas melirik payung lipat dalam genggaman kemudian beralih menatap langit mendung pada luar jendela.

Mata Mona sontak mengikuti arah mata lelaki itu. Detik berikutnya mengendikan bahu, "Begitulah," jawabnya singkat, menyampirkan tas pada pundaknya. Lalu mengernyit. "Kau tidak pulang?"

Tanya Mona yang telah beranjak dari kursi, setelah memperhatikan Beomgyu tak kunjung mengemasi susunan bukunya.

Beomgyu menggeleng, sembari melirik sekilas jam tangan. "Aku masih ada kelas sejam lagi."

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang