Chapter 22

625 112 47
                                    

Stuck with a hard situation

Jika menggambarkan kehidupan bagi Choi Beomgyu adalah kalut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika menggambarkan kehidupan bagi Choi Beomgyu adalah kalut. Layaknya berusaha memecahkan benang kusut yang saling bertaut erat hingga tak berujung.

Ia seharusnya tidak melalui perjalanan yang membuatnya letih dan berakhir terjebak dalam situasi menyedihkan.

Dan sejujurnya, ia tidak mengetahui harus menyalahkan siapa...

Segalanya berawal ketika menginjak usia empat belas tahun, saat ayah mengajaknya mengunjungi kediaman mewah dari pemilik perusahaan Luxury. Dimana beberapa waktu lalu ayah Beomgyu mendapatkan promosi dan bernaung sebagai manajer.

Tanpa disangka, Beomgyu bertemu kembali dengan anak lelaki yang saling bertegur sapa terakhir kalinya delapan tahun lalu.

Anak lelaki dengan sikap kaku, irit bicara, serta sorot mata tajamnya yang tak pernah berubah. Kini berada dihadapannya,

"Yang Jeongin?"

Berbalut kemeja navy berlengan pendek dengan dalaman kaos hitam polos, celana kain mencapai tumit serta sendal slipper membaluti kakinya. Jeongin baru saja menuruni tangga kediamannya itu terkesiap sejenak. Butuh beberapa detik untuk mengenali sosok Beomgyu yang juga telah beranjak remaja. "Choi Beomgyu, kan?" seketika senyumnya merekah, "Bagaimana kabarmu?"

Awal pertemuan mereka setelah delapan tahun berlalu, nyatanya tidak membuat Beomgyu maupun Jeongin merasa canggung. Mereka kembali mengenali karakter satu sama lain, seakan menangkap serangga pada musim panas di pulau jeju saat usia menginjak enam tahun baru saja terjadi beberapa hari lalu.

"Baik, tentu saja." balas Beomgyu tersenyum simpul.

Yang Jeongin bagaikan sosok sempurna dari imajinasi kebanyakan remaja. Berasal dari keturunan konglomerat, cerdas dalam berbagai bidang, serta wajah rupawan yang dikagumi para gadis. Sejujurnya, Beomgyu bahkan tidak dapat menutupi fakta bahwa dirinya terkadang merasa iri terhadap segala yang melekat pada lelaki itu.

Tetapi, Ia menemukan satu kekurangan dari Jeongin.

"Apa kau pernah tersenyum ramah pada orang lain?" Tanya Beomgyu, meskipun terfokus pada stir mesin game balapan mobil yang terletak di ruangan khusus game center rumah Jeongin.

Sembari terduduk manis pada sofa, Jemari Jeongin yang tengah bergerak memutar rubik seketika terhenti. Lelaki itu mendongak dengan alis terangkat heran, "Tersenyum?"

Perlahan Beomgyu mengangguk seiring kalimat WIN pada layar terpampang jelas. Ia kemudian menoleh, "Kau tahu? Bisa saja orang lain menganggapmu angkuh."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Where stories live. Discover now