Chapter 20

1.8K 303 78
                                    

Ada suatu kenangan dimana kau tidak ingin hari itu berlalu begitu saja.

Ada suatu kenangan dimana kau tidak ingin hari itu berlalu begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang Jeongin?!"

Pekikan lantang Yeri dan Minji menggema diseluruh ruang apartemen membuat Mona sigap menutup sepasang telinganya, menyelamatkan pendengaran. Kedua gadis itu saling melirik satu sama lain dengan mata terbelalak, tidak percaya.

"Kalian ber--" bantal sofa seketika melayang, menimpuk mulut Minji. Membuatnya bungkam berakhir menggigiti bantal sofa setelah mendapat tatapan tajam dari Mona.

"Ssssttt.." desis Mona, berharap apartemen sebelah tidak mendengar kebisingan mereka dan melaporkan pada pihak penjaga.

Seharusnya Mona mengurungkan untuk memberitahu mengenai yang terjadi selama kegiatan kemah dihari kedua. Meskipun ia telah menduga akan mendapat reaksi heboh tetapi tidak menyangka akan melebihi kebisingan konser penyanyi dalam stadium.

Sepulang dari kemah, walaupun senyuman merekah, seluruh bahagianya membekas dalam tiap detik berlalu. Mendadak, pertanyaan terbesit dalam benaknya setelah menonton sebuah drama melalui televisi, Mona menerka mengenai hubungan seperti apa yang ia jalani saat ini. Mengetahui Jeongin tidak mengatakan apapun, sebatas merindukannya.

Hingga ia memutuskan untuk meminta saran pada Yeri dan Minji, tetapi berakhir memberitahu segalanya.

Yeri mencondongkan tubuhnya. Semakin menggali rasa penasaran. "Menurutmu, apa dia termasuk tipikal bermain secara halus atau ganas-- Aw!" satu pukulan berhasil mendarat pada punggungnya. Yeri memicing sinis pada Minji, "Berhentilah memukul. Tubuhku bukan samsak." bentaknya.

Helaan napas panjang Mona menarik atensi, "Bisakah kalian tidak berisik dan bertanya hal yang masuk akal?

Takut terjadi peperangan dalam apartemen, Yeri dan Minji serentak mengangguk-angguk layaknya pajangan kepala goyang pada dashboard mobil.

"Berarti kalian berpacaran?" tanya Yeri, menampakan raut wajah serius berlagak menginterogasi.

Mona mengendikan bahu, "Aku tidak tahu."

Alis Yeri bertaut, merasa jawaban Mona bukanlah yang diharapkannya. "Apanya yang tidak tahu? kalian berciuman."

Bukannya menyetujui, Mona malah bertanya balik. "Apa dengan berciuman menjelaskan kami berpacaran?"

Pernyataan ambigu yang membuat Minji turut bimbang, lalu bersedekap, "Benar juga--"

Sedangkan Yeri bereaksi sebaliknya. "Bukankah sudah jelas?" tubuhnya beranjak dari sofa, melempar bantal asal namun berakhir nahas menghantam wajah Minji untuk kedua kalinya. Beruntung Minji menanggapi dengan mengusap dada.

Yeri kemudian melanjutkan,"Atau jangan katakan Jeongin hanya mempermainkanmu saja? Setidaknya kau harus menanyakan kejelasan hubungan kalian terlebih dahulu."

AFTER MEET YOU [JEONGIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang