[09] Longing Heart

332 45 5
                                    

Stepbrother!

•••

Satu bulan berlalu. Hubungan Rangga dan Sheila masih baik-baik saja sampai sekarang. Ayah dan bunda masih belum tahu. Rangga dan Sheila melakukannya secara natural, tanpa dibuat-buat agar tidak mencurigakan. Seperti yang pernah saya bilang, mereka semakin nempel.

Besok, tepatnya tanggal 26 Februari—adalah hari ulang tahun Rangga Aryan Hadikusuma. Kalau ditanya si Sheila punya rencana, jawabannya tidak. Dia bingung soalnya. Ya, Rangga sedang turnamen basket di SMK Exodus 2—yang mana tempatnya adalah di kota XO City, berjarak 130 km dari Neo City.

Sheila sendiri sedang sibuk dengan olimpiade fisika yang akan diadakan minggu depan. Hari-harinya hanya diisi dengan belajar, belajar, makan, mandi, belajar, belajar, tidur—ulang. Ayah dan bunda yang melihat kedua anaknya sibuk masing-masing hanya bisa memberi semangat dan mengingatkan tentang kesehatan.

"Besok Rangga ultah, lo gak ada rencana gitu, La?" tanya Selin. Ah, mereka sedang main ke rumah Sheila omong-omong. Ada Selin, Shirli, Sinta, Ryan, dan Nanda.

"Gak tahu. Aku bingung," jawab Sheila sambil menutup buku catatan keramatnya.

"Sama-sama sibuk buat mengharumkan nama sekolah ya gini. Lo belajar mulu, si Rangga 2 hari di sana malah hilang kabar." Shirli menimpali sambil memakan keripik kentang baladonya.

"Ah, gampang itu mah. Sheila kan olimpiade minggu depan, libur belajar satu hari gak bikin dia goblok. Samperin aja ke XO City, kasih kue, ajak ke hotel, selesai!" ucap Ryan dengan enteng, seakan perkataannya itu tidak mengandung dosa.

"Ide lo bagus, Yan. Tapi coba deh, benahin dulu otak lo! Pikirannya cuma pergelutan ranjang doang!" timpal Sinta sambil menjitak kepala Ryan.

"Bisa tuh, lo nyamperin ke XO City. Bawa kue, bawa bunga, dandan yang cakep, terus semangatin. Bakal menang sekolah kita!" tambah Nanda.

Sheila hanya diam, memikirkan usulan dari teman-temannya. Hm, bukan ide buruk sih. Tapi bunda dan ayah pasti tidak mengizinkannya untuk ke XO City. Selain karena jauh, Sheila juga gampang sakit. Cuaca di XO City itu lebih ekstrem dari kota lainnya.

"Entar tak temenin ke sana deh. Gue 'kan sodaranya Rangga, entar tak bantuin ngomong ke om Juna," tawar Ryan yang seakan tahu pikiran Sheila.

Oh iya, Ryan ini anaknya pakdhe Doni dan budhe Tiya.

"Yaudah deh," finalnya.

Semoga saja ayah dan bunda mengizinkannya pergi ke XO City. Jujur saja, ia sangat merindukan kekasihnya itu. Rangga yang hilang kabar dan dia yang juga jarang membuka ponsel. Kesibukan masing-masing lah yang menciptakan sekat di antara mereka.

•••

"Ayah, bunda...boleh, ya? Satu hari aja, besoknya aku pulang, ya?" pintanya dengan memelas.

"Nanti kalau kakak pulang, kita rayain bareng. Gak perlu nyusul, dek." Bunda menanggapi dengan acuh sambil melipat baju.

"Gak mauuu, pengennya nyusul ke sanaaaa~ boleh ya, ayah? Boleh ya, bunda? Boleh dong~" rengeknya sambil memijat kaki ayah.

"Emang kenapa sih? Lagian kakak gak minta kamu ke sana 'kan?" tanya ayah, lalu Sheila menggeleng.

"Terus? Kayak pacarnya aja sih kamu, pakai acara nyusul segala. Nunggu kakak pulang aja, ya?" bujuk bunda lagi, membuat Sheila gugup seketika. Belum tahu saja si bunda kalau mereka memang pacaran.

Stepbrother!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang