〖18〗díѕєngαgє

1K 151 137
                                    

🌸

Keheningan menyelimuti ruang, berseling dengan detik jam disusul suara sendok yang mengaduk pelan gula dalam cangkir berisi minuman hangat. Tangannya sedikit bergetar, kegugupan melanda jiwanya. Tarikan napas panjang ia usahakan untuk menguatkan dirinya menghadap seseorang yang sebelumnya hanya ia lihat dari foto.

Dua buah cangkir tersaji di meja kecil itu. Sang tamu menunjukkan senyumnya. "Arigatou," ujarnya dengan suara yang lembut lantas meneguk minuman yang tersaji untuknya.

Pandangan Osamu dingin. Dingin untuk tatapan seorang lelaki pada perempuan yang bahkan pernah menjalin sebuah tali pertemanan di masa lalu.

"Ada apa kau ke sini malam-malam?" Osamu membuka suara lebih dulu. "Kau kuliah di Tokyo, kan, kenapa tiba-tiba di Kyoto?" Pertanyannya terus dilontarkan pada gadis yang duduk berhadapan dengannya.

"Ohisashiburi, Miya Osamu-kun. Aku ke sini untuk menemui [Lastname]-san," jawabnya.

"Iya, tapi untuk apa--" Perkataan itu menggantung ketika Osamu merasakan balutan lembut di atas tangannya. Sebuah tangan mungil membalut tangannya lembut. Ia menoleh, menerima gelengan kecil dari gadis pujaannya. Gelengan yang ia artikan sebagai 'Tenanglah, jangan lakukan itu.'. Osamu menghela napas, lantas membuang pandangnya.

[Name] menghadap gadis di depannya. "Hayakawa-san tahu dari mana alamat apartemenku?"

Hayakawa hanya tersenyum kecil, berusaha terlihat ramah dan kuat dengan kehampaan dalam diri. "Tsukishima Kei adalah teman jurusanku. Aku mengetahui alamatmu darinya. Tolong jangan salahkan Tsukishima-kun, aku yang memaksanya untuk memberikan alamatmu. Jadi kumohon jangan salahkan dia," pintanya dengan sungguh-sungguh.

[Name] mengangguk paham, ia memang memberitahu alamat apartemennya pada Tsukishima dan beberapa orang terdekatnya. "Lalu apa yang membuatmu jauh jauh datang kemari?" Sakit. Di depannya adalah kekasih dari seseorang yang saat ini masih ia cintai.

"Aku melihat media sosialmu... Kau dan Tobio-kun terlihat sangat dekat di postingan lampau," ujarnya dengan hati-hati.

[Name] mengangguk, berusaha tegar ketika satu kenyataan itu membuat hatinya sedikit meringis. "Kami pernah menjalin hubungan dulu. Tapi sekarang kau tidak perlu khawatir... Urusan kami sudah selesai." Senyumnya tercipta, nampak manis dengan sirat kesedihan.

Hayakawa Sachiko mengerti. Ia terlalu peka dalam hal ini. Dalam tatapan [Name], dalam senyumnya, ia tahu bahwa [Fullname] belum bisa melepaskan Kageyama Tobio, kekasihnya. "Aku tidak bermaksud apa-apa, dan hanya ingin bertemu denganmu..." Keheningan meraja setelahnya.

Osamu dan [Name] sama-sama terdiam. Keduanya berusaha mengenyahkan prasangka buruk pada gadis yang datang bertamu malam ini. Tak lama Hayakawa kembali membukan percakapan dengan suaranya yang lembut.

"Ada hal yang ingin kutanyakan, namun aku khawatir jika ini teralu lancang bagiku untuk menanyakannya." Mendengarnya membuat Osamu dan [Name] menampilkan ekspresi yang sama, penasaran sekaligus heran.

[Name] menarik napas dalam dalam dan melepasnya perlahan. "Tanyakan saja," jawabnya singkat.

Hayakawa mencoba merangkai kata dalam benak, harap-harap apa yang kelar dari mulutnya bukan sesuatu yang menjijikkan. "Aku dan Miya Osamu-kun sudah saling kenal sebelumnya, kami berada di sekolah yang sama dan saya bergabung sebagai manager klub voli laki-laki. Beberapa kali aku melihat postingannya bersamamu, aku jadi penasaran mengenai hubungan kalian."

Osamu dan [Name] terdiam sesaat. Saling bertukar pandang selepas mendengarnya.

"Ah--aku penasaran karena sebelumnya aku tak pernah tahu Miya-san sedekat ini dengan seorang gadis hingga mempostingnya di media sosial. Maaf kalau hal ini menyinggung kalian." Rasanya sedikit gugup, tap ia juga tidak bisa dengan tidak sopannya bertanya hubungan pasti antara keduanya.

rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσWhere stories live. Discover now