〖3〗αnхíσuѕ

1.6K 215 11
                                    

🌸

Hari ini adalah permulaannya. Hari pertamanya sebagai bagian dari tim voli terkuat di divisi satu V League, liga voli ternama di Jepang. Kembali ia telusuri jalan yang ia lalui kemarin, kini ia berhenti di halte bus yang tepat.

'Hari ini terasa agak berbeda. Harusnya aku senang tapi... Apa-apaan rasa tak nyaman ini?' ujarnya dalam hati di perjalanan menuju gedung latihan.

Kembali ia ingat apa yang biasa dilakukannya sebelum melakukan berbagai aktivitas melelahkan. Lari pagi, mandi, dan sarapan. Tentu itu tak terlewat hari ini.

Bibirnya. Bibir mungil dari gadis yang dikencaninya hampir tiga tahun belakangan. 'Ah... Biasanya aku mencium gadis itu dulu saat menghampirinya. Sekarang tidak ada yang bisa aku cium.' Nampak kekecewaan dalam ekspresinya.

Segera saja ia gelengkan kepalanya keras-keras, menghapus semua bayangan bayangan yang dikhawatirkan bisa merusak konsentrasinya saat bermain nanti.

"Fokus, Kageyama Tobio. Kau harus selalu dalam performa terbaik untuk menjadi yang terbaik."

Lima menit berselang, kini ia telah berada di tengah-tengah lorong panjang menuju ruang sang Pembina utama tim. Sayup-sayup terdengar suara hitungan pemanasan, derap lari banyak orang, serta suara dentuman bola yang menghantam lantai dengan kuat.

'Jadi ingin cepat-cepat latihan...' ujarnya dalam hati sebelum menemukan tanda besar di depan sebuah pintu. RUANG PEMBINA. Ini hanyalah formalitas agar sang Pembina bisa menemani Kageyama memperkenalkan diri di hadapan para anggota yang akan bermain bersamanya di masa depan.

Saat kageyama hendak meraih kenop, pintu terlebih dahulu terbuka. Menampilkan sosok lelaki dewasa dalam pakaian trainingnya. "Ah, Kageyama-kun sudah datang, ya? Pas sekali aku mau menemui mereka," ujarnya merujuk pada anggota tim.

"Ohayou gozaimasu, Kageyama Tobio desu." Sesaat ia melakukan ojigi dengan nada hormat dalam bicaranya.

"Ayo," ujar sang Pembina. "Aku tau kau sudah tak sabar untuk latihan, kan?" Senyum lebarnya terkulum kemudian. "Yoroshiku onegaishimasu, Kageyama-kun."

Sang bungsu Kageyama mengikuti langkah pembinanya, mempetahankan ketenangannya di antara perasaan tidak sabar yang menerjang jiwanya. 'Di sini... Orang orang kuat berkumpul! Aku akan semakin kuat di sini!'

Siapapun yang melihat nya pasti punya satu pemikiran yang sama mengenai Kageyama Tobio. 'Si bocah yang sumber kebahagiaannya adalah voli'.

Perkenalan diri Kageyama tidak menghabiskan banyak waktu. Hampir semua dari anggota yang kini menjadi bagian dari Schweiden Adlres sudah tahu tentang Kageyama Tobio yang membawa sekolahnya ke kancah nasional dan menduduki peringkat tiga besar.

Kegiatan pelatihan berlangsung seperti biasanya. Hari itu langsung diadakan latihan dengan model latihan tiga lawan tiga. Dan sebelum pukul tujuh malam seluruh rangkaian latihan telah berakhir.

"Ah, Kageyama-kun, ada hal yang lupa aku bicarakan," panggil sang pembina ketika mendapati Kageyama sudah siap untuk kembali ke apartemen kakaknya.

Sang empu terdiam, berbalik menghadap pembinanya dengan wajah penuh tanya.

"Ini tentang penggunaan asrama. Kau mau tinggal bersama di dekat sini atau mau tetap di rumahmu yang sekarang?"

Sesaat Kageyama berpikir. "Aku tidak masalah dengan itu, aku bisa tinggal di asrama."

" Malam ini bicarakan dulu dengan keluargamu sebelum pindah. Kalau sudah sepakat kau bisa langsung mengepak barangmu. Kau juga bisa menggunakan kamarnya kapanpun kau mau."

rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσWhere stories live. Discover now