BAB 1 NYARIS CELAKA

165 23 0
                                    

"Hati-hati!" seru Bob Andrews. Pete Crenshaw ikut terpekik. "Worthington! Awas!"

Worthington, pengemudi Rolls-Royce besar yang disepuh emas itu cepat-cepat menekan rem. Ketiga remaja yang duduk di belakang terdorong maju dan jatuh bergulingan. Mobil mewah itu berhenti dengan mengejut. Kalau masih maju sedikit lagi, pasti akan mencium pintu sebuah mobil mengkilat yang langsing bentuknya.

Seketika itu juga beberapa orang laki-laki berhamburan keluar dari mobil itu. Mereka mengepung Worthington yang juga keluar. Orang-orang itu ribut mengajaknya berdebat. Tapi mereka berbicara dalam bahasa yang bukan Inggris.

Worthington bersikap seolah-olah mereka sama sekali tidak ada. Ia mendatangi pengemudi kendaraan itu, yang mengenakan seragam merah yang gilang-gemilang dengan pita bahu keemasan.

"Anda tadi melanggar tanda berhenti," kata Worthington. "Nyaris saja kita sama-sama hancur karenanya. Tadi itu jelas Anda yang salah, karena saya berhak lewat lebih dulu." "Pangeran Djaro selalu lebih berhak," kata pengemudi lawannya bicara dengan sikap meninggi. "Kalau beliau lewat, semua harus minggir!"

Sementara itu Pete, Bob, dan Jupiter sudah sadar kembali dari kekagetan mereka. Ketiga remaja itu memandang adegan yang sedang berlangsung dengan heran. Gerombolan laki-laki yang tadi keluar dengan cepat dari mobil yang di depan, kelihatan seperti menandak-nandak mengelilingi Worthington yang bertubuh jangkung. Seorang di antara mereka, yang agak lebih tinggi dan nampaknya pemimpin mereka, berbicara dalam bahasa Inggris.

"Goblok!" katanya menghardik Worthington. "Nyaris saja kau menewaskan Pangeran Djaro! Hampir saja kau menimbulkan keributan diplomatik! Kau ini harus dikenakan hukuman!" "Saya tadi menaati peraturan lalu-lintas, sedang mobil Anda

tidak," balas Worthington dengan gigih. "Pengemudi Anda yang salah."

"Siapa sih pangeran yang disebut-sebut itu?" gumam Pete pada Bob sambil menonton.

"Kau tidak membaca koran ya?!" balas Bob sambil berbisik pula. "Ia datang dari Eropa-dari Varania, satu di antara ketujuh negara yang paling kecil di dunia. Saat ini sedang melancong ke Amerika Serikat." "Astaga-dan kita tadi nyaris saja menubruknya menjadi kerupuk!" kata Pete kaget. "Worthington berada di pihak yang benar," kata Jupiter Jones mencampuri pembicaraan. "Yuk-kita ke luar, untuk memberi dukungan moril padanya."

Ketiga remaja itu turun dari Rolls-Royce. Saat itu juga pintu mobil yang satu lagi terbuka. Seorang remaja muncul.

Tubuhnya lebih tinggi sedikit daripada Bob. Rambutnya hitam pekat berpotongan panjang gaya Eropa. Umurnya tidak jauh lebih tua dari para anggota Trio Detektif. Tapi dengan segera ia mengambil alih pimpinan.

"Diam!" hardik pemuda itu. Seketika itu juga semua laki-laki yang semula berceloteh ribut sambil mengepung Worthington terdiam. Pemuda tadi memberi isyarat dengan tangannya, dan orang-orang itu mundur ke belakangnya sementara ia sendiri menghampin Worthington.

"Saya ingin minta maaf," katanya dalam bahasa Inggris yang sempurna. "Supir saya yang salah tadi. Saya tanggung bahwa setelah ini ia akan mematuhi semua peraturan lalu-lintas." "Tapi-Yang Mulia-" Laki-laki yang paling jangkung dalam kelompok yang mengiringinya hendak mengatakan sesuatu. Tapi Pangeran Djaro menggerakkan tangannya, menyuruh orang itu diam. Dan orang itu terdiam. Sementara itu sang Pangeran memandang dengan penuh minat ke arah Bob, Pete, dan Jupiter yang datang menggabungkan diri.

"Maaf atas kejadian ini," kata sang Pangeran pada mereka. "Untung tidak terjadi kecelakaan berat, berkat ketangkasan supir Anda. Anda bertigakah pemilik mobil anggun ini?" tanyanya sambil menganggukkan kepala ke arah mobil Rolls- Royce.

"Pemilik bukan kata yang tepat-kami memakainya sekali-sekali," jawab Jupiter dengan singkat. Ia merasa saat itu bukan waktu yang tepat untuk membeberkan kisah tentang Rolls-Royce itu, serta sayembara yang dimenangkannya dengan hadiah penggunaan kendaraan bermartabat itu.

(09) TRIO DETEKTIF : MISTERI LABA-LABA PERAKWhere stories live. Discover now