BAB 2 UNDANGAN TAK DISANGKA

115 24 0
                                    

Beberapa hari setelah itu Trio Detektif mengadakan rapat di Markas Besar, sebuah trailer yang letaknya tersembunyi di balik tumpukan kayu dan besi bekas di pekarangan perusahaan jual beli barang bekas milik paman Jupiter Jones. Bob baru saja selesai membacakan sepucuk surat yang datang pagi itu. Pengirimnya seorang wanita yang bertempat tinggal di Malibu Beach. Ia meminta bantuan Trio Detektif untuk mencari anjingnya yang hilang. Tiba-tiba telepon berdering.

Pesawat itu jarang berbunyi. Tapi kalau berbunyi, besar sekali kemungkinannya membawa kabar yang mengasyikkan. Jupiter buru-buru mengangkatnya.

"Halo-Trio Detektif! Di sini Jupiter Jones," katanya dengan gaya lugas seperti orang bisnis kawakan.

"Selamat pagi, Jupiter." Suara Alfred Hitchcock yang mantap menggema dalam ruangan sempit itu, keluar dari alat pengeras suara yang disambungkan Jupiter pada pesawat telepon. "Kebetulan sekali kau ada! Aku hendak memberi kabar bahwa sebentar lagi kalian kedatangan seorang tamu."

"Tamu, Sir?" kata Jupiter. "Ada kasus baru barangkali?" "Aku tidak bisa mengatakan apa-apa, karena sudah berjanji begitu," jawab Alfred Hitchcock, sutradara kenamaan itu. "Tapi aku sempat berbicara panjang lebar dengan orang yang akan mendatangi kalian dan pada kesempatan itu telah menegaskan kemampuan kalian padanya. Kalian nanti akan menerima undangan yang sama sekali tak terduga. Cuma itu saja yang bisa kukatakan saat ini. Jadi kalian bersiap-siap sajalah. Sampai lain kali!"

Pembicaraan selesai. Ketiga anggota Trio Detektif berpandang-pandangan setelah Jupiter menaruh gagang pesawat.

"Mungkinkah orang itu datang dengan tugas untuk kita?" tanya Bob. Ketiga remaja itu tidak sempat menduga-duga lebih jauh, karena saat itu suara Bibi Mathilda yang berkumandang masuk lewat tingkap atap trailer yang terbuka.

"Jupiter! Datanglah ke depan-ada tamu!"

Sesaat kemudian ketiga remaja itu sudah merangkak keluar lewat Lorong Dua, yaitu pipa besar yang mengarah dari bawah trailer ke lubang masuk rahasia yang terdapat di bengkel Jupiter. Dari situ dengan cepat mereka sudah sampai di kantor perusahaan, lewat di sela-sela tumpukan barang bekas yang bertimbunan di mana-mana.

Sebuah mobil kecil diparkir di depan kantor. Seorang laki-laki yang masih muda tegak di sampingnya. Anak-anak dengan segera mengenalinya kembali. Ialah orang Amerika yang termasuk rombongan Djaro, ketika kendaraan pangeran itu nyaris bertubrukan dengan Rolls-Royce yang dikemudikan Worthington.

"Hallo," sapa laki-laki itu. "Tentu kalian tak menduga akan berjumpa lagi dengan aku. Kali ini lebih baik aku memperkenalkan diri dulu. Namaku Bert Young. Ini kartu tanda pengenalku."

Diperlihatkannya selembar kartu yang kelihatannya merupakan tanda pengenal resmi. Kemudian dimasukkannya lagi ke dalam dompet.

"Aku datang atas tugas resmi pemerintah," katanya. "Di mana kita bisa berbicara tanpa didengar orang lain?"

"Di belakang sana," kata Jupiter. Ia agak kaget. Ada petugas pemerintah hendak berbicara secara pribadi dengan mereka! Dan sebelumnya petugas itu sudah menghubungi Alfred Hitchcock, untuk meminta keterangan mengenai diri mereka. Ada apa ini?

Jupiter berjalan mendului menuju ke bengkel. Tamu dari pemerintah itu dipersilakannya duduk di kursi, sedang ia sendiri duduk di kursi satu lagi yang ada di situ. Pete dan Bob menongkrong di atas peti.

"Mungkin kalian sudah bisa menduga kenapa aku kemari," kata Bert Young. Anak-anak sama sekali tidak mengetahui alasannya-tapi mereka diam saja. "Aku datang ini sehubungan dengan Pangeran Djaro dari Varania."

"Pangeran Djaro!" seru Bob. "Bagaimana kabarnya?"

"Baik-baik saja! Ia kirim salam," kata Bert Young. "Dua hari yang lalu aku masih sempat berbincang-bincang dengan dia. Soalnya begini. Ia mengundang kalian untuk ikut menghadiri penobatannya menjadi penguasa Varania- dua minggu lagi." "Wah!" kata Pete bergairah. "Pergi ke Eropa? Anda tahu pasti kami yang diundang olehnya?"

(09) TRIO DETEKTIF : MISTERI LABA-LABA PERAKWhere stories live. Discover now