BAB 6 PENEMUAN YANG TAK TERDUGA

98 19 0
                                    

Waktu yang masih tersisa siang itu diisi oleh Trio Detektif dengan melancong. Mereka melihat-lihat beberapa toko yang penampilannya kuno, serta sebuah museum yang menarik.

Setelah itu mereka pesiar di sungai, naik sebuah kapal uap berukuran kecil.

Menurut Rudi yang terus mengantar ke mana-mana, mereka masih saja dibuntuti. Tapi kini oleh orang-orang dari Dinas Rahasia Varania, yang merupakan kaki tangan Adipati Stefan. "Barangkali mereka ditugaskan menjaga keselamatan kalian," kata Rudi, "tapi aku menyangsikan kemungkinan itu. Mereka menaruh minat pada kalian. Aku ingin tahu kenapa!"

Anak-anak juga ingin tahu. Mereka agak penasaran, karena sama sekali tidak bisa menduga kenapa ada orang menaruh minat pada mereka. Mereka kan belum berbuat apa-apa. Dan yang jelas, sampai saat itu mereka belum bisa membantu Pangeran Djaro.

Beberapa kali mobil mereka melewati kelompok-kelompok kecil yang sedang bermain musik di sudut-sudut jalan.

"Mereka pengamen," kata Rudi menjelaskan. "Semuanya keturunan keluarga yang dulu melindungi Pangeran Paul. Aku pun keturunan keluarga itu-walau ayahku dulu perdana menteri, sebelum dipecat Adipati Stefan. Golongan kami merupakan rakyat yang paling setia pada Pangeran Djaro, karena berdasarkan keputusan Pangeran Paul, kami tidak usah membayar pajak sama sekali. Kami telah membentuk suatu kelompok rahasia yang menentang Adipati Stefan. Kami menamakan diri kami Partai Pengamen atau Pengamen saja secara singkat. Rakyat Varania tidak menyukai Adipati Stefan."

Rudi memperlambat jalan mobil setiap kali melewati kelompok pengamen. Kemudian menekan pedal gas lagi, setelah salah seorang di antara para pemusik itu memberi isyarat dengan anggukan kepala yang tidak kentara.

"Bukan mereka saja yang bisa melakukan permainan ini," gumamnya. "Kami mengawasi mereka yang memata-matai kalian. Kami akan selalu menjaga keselamatan kalian. Di istana pun ada orang-orang kami-bahkan sampai dalam barisan Pengawal Kepangeranan pun ada! Banyak yang kami ketahui. Tapi kami belum berhasil mengetahui apa sebabnya kalian jadi begitu penting sekarang bagi mereka. Menurut dugaanku, pasti saat ini sedang ada semacam rencana rahasia-dan rencana rencana Adipati Stefan umumnya busuk."

Perjalanan pesiar dilanjutkan. Setelah beberapa waktu, mereka sudah melupakan kenyataan bahwa mereka dimata-matai.

Ketiga remaja itu naik komidi putar di taman hiburan, lalu makan malam di sebuah restoran terbuka yang khusus menghidangkan santapan ikan yang berasal dari Sungai Denzo.

Akhirnya mereka kembali ke istana. Mereka merasa capek, tapi puas.

Kepala rumah tangga istana, seorang laki-laki berperawakan pendek gemuk datang menyongsong sambil bergegas-gegas. "Selamat malam, Tuan-tuan muda," katanya. "Pangeran Djaro menyampaikan penyesalannya karena malam ini tidak bisa menemui Tuan-tuan. Tapi ia mengundang sarapan bersama lagi besok pagi. Tuan-tuan saya antarkan sekarang ke kamar Tuan- tuan, karena saya khawatir Tuan-tuan kalau sendiri takkan bisa menemukannya."

Petugas istana itu mendului berjalan ke kamar mereka melalui tangga dan gang yang banyak sekali, melewati pelayan demi pelayan. Begitu ketiga remaja yang diantar masuk ke kamar mereka, petugas itu bergegas-gegas pergi lagi, seakan-akan ada urusan penting yang perlu diselesaikan dengan segera.

Pintu kamar yang kokoh ditutup anak-anak, lalu mereka memandang berkeliling. Kamar mereka nampak rapi, termasuk tempat tidur. Tapi koper-koper masih tetap berada di tempat semula. Bob melihat bahwa sarang labah-labah besar masih ada di pojok ruangan, dekat bagian kepala tempat tidur. Seekor labah-labah besar berwarna hitam dengan bintik-bintik emas cepat-cepat lari ketika anak-anak masuk. Binatang itu bersembunyi dalam celah sempit antara lantai dan papan kaki dinding.

(09) TRIO DETEKTIF : MISTERI LABA-LABA PERAKOnde histórias criam vida. Descubra agora