21. kesayangan

8.6K 1.2K 124
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah mengetahui faktanya Jisung lebih banyak diam dan meminta diantar pulang. Dia tak meminta penjelasan dari Jeno, Jisung perlu waktu buat nenangin perasaannya yang lagi kacau banget. Takdir dia sama Jeno itu mau dipaksain gimana juga tetap ga ada benang merahnya.

Pas sampai di depan rumah Jisung, yang lebih muda cuma nunduk aja terus balik badan masuk ke rumahnya. Benaran keliatan patah hati, dia bahkan ga cerewet kayak biasanya. Jeno yang liat juga ngerasa sungkan, dia tahu betul di sini dia yang salah. Merasa tidak enak juga untuk berbicara mengutkan padahal Jeno yang jadi penyebab lelaki imut bongsor itu kecewa sedalam ini.

Jeno menghembuskan nafasnya kasar, kembali merasa lelah padahal tak sedang olahraga. Dia mendapatkan rasa sakit bertubi hari ini, moodnya benar-benar hancur mau marah dan ngeluapin emosi tapi dia lagi sama Jisung dan lagi dia ngerasa percuma kalau marah-marah. Capek sendirian, yang bikin marah mah ga peduli.

Mencoba menenangkan pikirannya, Jeno memilih pulang. Di rumah kan ada malaikat kecil pemilik senyum ajaib yang bisa mengusir segala macam gunda dan laranya.

Benar saja, saat sampai di rumah ia melihat baby Jea tengah bermain dengan Grany-nya. Terlihat asyik dengan dunianya sesekali tertawa. Jeno langsung mendekat.

"Papa pulang~" ia berseru riang.

Mendengar suara yang dikenalnya baby Jea langsung menoleh tersenyum menampilkan gigi susunya. "Wah papa udah pulang!" ucap bunda Lee merangsang baby Jea semakin mengembangkan senyumnya.

Tangan-tangan mungilnya terangkat dengan bola mata bulat jernih mencoba menggapai pelukan sang papa. Jeno balas tersenyum dan langsung mengangkat bayi kesayangannya itu. Mencium gemas kedua pipi gembulnya menghasilkan tawa nyaring bayi 7 bulan itu.

"Cantik banget sih gembulnya papa!" Jeno kembali menghujani wajah mochi itu dengan ciuman.

Saat ini, seperti energi negatif dalam dirinya menguap saat ia mendapati bayi itu nyaman dalam dekapannya. Padahal sering ia berulah tak ingin Jeno sentuh saat pulang sekolah. Dari tatapn tulus dan polosnya Jeno merasa diberi kekuatan dan energi baru yang positif.

Dalam tatapnya, Jeno mungkin akan bertahan dalsm rumah tangganya hanya untuk melihat keceriaan kesayangannya. "Papa sayang banget sama Jea~" Jeno kembali mencium putrinya.

Bunda Lee mendekat. "Udah bersih-bersih sana! Kamu ini masih kotor gitu udah ambil si adek aja, ih. Padahal di luar banyak kuman apalagi tuh keringatnya." Bunda mengambil baby Jea.

Jeno hanya tersenyum. "Abis kalau sama si adek tu rasanya adem banget, Bun."

"Iya-iya. Udah sana bersih-bersih."

"Siap, Bun!" Jeno berlalu menuju kamarnya.

"Adek makan apaan ini?" Bunda Lee terkejut mengetahui bayi cantik itu tengah mengunyah sesuatu di dalam mulutnya.

Oh My Baby [MARKNO]✔Where stories live. Discover now