13. malu merah

11K 1.4K 127
                                    

Dugh!

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Dugh!

"Aaaaaargh!"

"Mampus lo!"

"Oek! Oeeek!"

Kacau, suasana kamar tiba-tiba berisik dengan berbagai suara. Mark yang mengerang dan mengaduh sakit lantaran pusakanya Jeno tendang tanpa belas kasihan. Jeno yang tadinya tertawa kini mulai panik menenangkan baby Jea.

"Cup cup bayi cantik manis jangan nangis yah?" Jeno mencoba menenangkan bayi itu. Menggendong juga menepuk pantatnya lembut sambil mengajaknya bicara.

Sayangnya bayi itu mungkin terlalu terkejut apalagi kondisinya yang memang kurang sehat. Jujur saja Jeno takut sekarang, tangisan baby Jea itu seperti mengisyaratkan dia sangat sakit. Mengabaikan Mark Jeno fokus menenangkan bayinya.

"Kok ga berhenti nangisnya?" Jeno tak mengerti, padahal segala upaya sudah ia lakukan berharap bayi itu tenang tapi hasilnya nihil.

"Sini sama gue dulu." Mark meraih baby Jea ke gendongannya.

Memperhatikan Mark yang mencoba berkomunikasi dengan baby Jea dan menenangkannya, Jeno hanya bisa berharap bayi itu akan tenang. Melihatnya menangis sampai wajahnya memerah Jeno merasa sangat kasihan dengan bayi cantik itu.

Mark mengurai kepalan tangan bayi mungil itu, ajaibnya mata yang sedari tadi terpejam dan hanya mengeluarkan air mata kini terbuka. Tangisnya perlahan reda, ia seperti menyimak apa yang Mark sampaikan.

"Baby, anak baik ga boleh nangis. Baby lagi sakit, ga kasihan sama papa Jeno. Nanti nangis lagi sedih ngeliat baby nangis."

Lenguh dari belah bibir bayi itu membuat Mark merasa senang, dia tidak lagi menangis. Wajahnya perlahan kembali normal. Mark mengusap sisa-sisa air mata dari bayi cantik itu. "Maafin ayah udah bikin kamu kaget, ya."

Di akhir Mark mencium sayang kening baby Jea, semua itu tak luput dari perhatian Jeno. Entah mengapa ada perasaan aneh dalam dirinya, rasa haru dan hangat, tapi ada juga rasa iri karena bayi itu ternyata bisa tenang dengan mudah bersama Mark. Hingga tanpa sadar air matanya jatuh, diiringi isakan kecil.

Mark menoleh pada Jeno. "Kok gantian lo yang nangis?"

Jeno terkesiap, dengan cepat menghapus air matanya dan membuang pandang. "Nggak kok, gue ga nangis kelilipan aja."

Mark tersenyum tipis, Jeno mana mau jujur. "Bilang aja terharu liat gue sama baby Jea."

Mark berjalan mendekat, duduk di pinggiran ranjang di samping Jeno. Jeno bergerak memberi jarak.

"Keknya dia mulai lapar deh."

Jeno memperhatikan bayi itu, matanya masih berkaca menatap Jeno. Kemudian tangan-tangan mungilnya terangkat seperti ingin Jeno mengambilnya. Dengan senang hati Jeno mendekat dan mengambil bayi itu dari gendongan Mark.

Oh My Baby [MARKNO]✔Onde histórias criam vida. Descubra agora