22. mengintip jendela masa depan

8.3K 1.3K 792
                                    

Tepat setahun lalu Jeno dan Mark berpisah, saat usia baby Jea beranjak dewasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tepat setahun lalu Jeno dan Mark berpisah, saat usia baby Jea beranjak dewasa. Gadis mungilnya yang dulu sangat lemah kini tumbuh menjadi gafis remaja yang cantik bersahaja. Sebuah pertahanan yang luar biasa, bertahan dalam pernikahan tanpa cinta tapi harus sempurna untuk Jea.

Hampir 14 tahun mereka tinggal bersama walau Jeno dan Jea bukan tempat Mark pulang sesungguhnya. Lelaki kepala tiga itu lebih memilih wanitanya dan berdusta pada Jea. Perceraian tak terelakkan, rumah tangga yang dingin dan pihak ketiga adalah penyebabnya. Memang dari awal tak ada cinta diantara keduanya, yang miris malah Jeno yang jatuh cinta setelah sekian lama bersama.

"Jea sama ayah, yah? Seminggu aja kok."

Namun wajah gadis itu tak menggambarkan keceriaan. Dia hanya menatap Jeno memohon lewat tatapan matanya agar ia ikut bersama sang papa.

"Iya, Jea sama ayah dulu. Emang ga kangen sama ayah? Di sini juga ada mom Haerim sama dek Billy." Mark membujuk anak gadisnya.

Mengabaikan sang ayah, Jea berjalan mendekat ke papa dan memeluknya erat. "Cepat kembali, Papa," bisiknya pelan terdengar parau.

Jeno pergi, Jea harus tinggal di rumah yang baginya sangat menyeramkan. Demi Tuhan, jika Jea bisa memilih dia tetap ingin papa dan ayah bersama, tak ada penyihir licik itu dan anak nakalnya. Jea memasuki kamar sempitnya, memandang ruangan yang selalu ia tinggali saat bersama sang ayah.

Hak asuh memang ada pada Jeno tapi saat pria itu pergi dengan urusan pekerjaannya dan Jea sekolah maka mau tak mau gadis itu harus tinggal di rumah ini. Di sini ia merasa berada di tempat asing, bahkan ayahnya yang dulu baik kini berubah menjadi orang yang tak dikenalnya.

"Ayah emang ga salah nikahin mom Haerim, dia bisa jadi ibu kamu yang sayang banget sama kamu. Si adek juga lucu banget kan? Dia penurut dan gemesin, ga kayak kami dulu yang nakal kebangetan. Ayah beruntung dapetin mereka di hidup ayah."

Setiap kali mengingat perkataan ayahnya itu Jea selalu menangis dalam diam. Ayahnya tak akan pernah mengetahui seberapa buruknya perbuatan mereka ke pada Jea. Jika pun mereka ketahuan ujungnya pasti akan menyalahkan Jea atau berpura-pura baik dan memaklumi kesalahan yang aslinya mereka sendiri yang buat.

Ibu tiri hanya cinta kepada
Ayahku saja
Slagi ayah disampingku
Ku dipuja dan dimanja
Tapi bila ayah pergi ku di caci dan dibenci~

Jea menyanyikan sedikit bait dari lagu yang pernah booming pada masa pembentukan embrio papanya.

Saat pagi hari Jea harus bangun lebih awal, menyiapkan sarapan dan bersiap berangkat sekolah. Jangan harap ayahnya akan mengantarkan karena pada nyatanya Haerim menghasutnya agar Jea menggunakan bus saja yang haltenya sangat jauh dari rumah.

"Ayah kamu udah berangkat."

"Iya, mom-"

Haerim mencengkram rahang Jea dengan kuku-kuku runcing yang siap menembus kulit gadis malang itu.

Oh My Baby [MARKNO]✔Where stories live. Discover now