3. Di sekolah

16K 1.9K 215
                                    

Mark tu takut sama hantu dan sejenisnya, dan sekarang dia lagi lari akibat dikejar sama hantu perempuan berrambut panjang bajunya putih terus ketawa cekikikan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Mark tu takut sama hantu dan sejenisnya, dan sekarang dia lagi lari akibat dikejar sama hantu perempuan berrambut panjang bajunya putih terus ketawa cekikikan. Sumpah seram banget, dan Mark ga sanggup lari lagi.

Peluhnya sudah sebesar biji jagung, nafasnya udah mulai menipis semoga aja Mark ga pingsan kan bisa gawat nanti dia bisa diapa-apain sama tu hantu ganjen.

"Aaaaaaaaaaaa!!!"

Mark langsung bangun pas dengar suara teriakan cowok yang kemaren resmi jadi pasangan hidupnya.

Alangkah bersyukurnya ternyata semua yang ia alami tadi hanyalah mimpi. Karena saat Mark membuka mata kamar yang terang menyambutnya tanpa hantu dan nuansa horor seperti di dalam mimpinya tadi.

"Ngapain lo senyum-senyum!?"

Mark noleh ke arah asal suara ga bersahabat. Jeno dengan muka khas bangun tidurnya lagi mandangin dia dengan kesal. Tapi kok ya lucu, gemesin gitu, belum lagi kulitnya yang putih terbias cahaya matahari, indah banget.

"Keknya beneran ada deh malaikat tanpa sayap."

Jeno bukannya tersipu malah langsung melayangkan tangannya ke bahu Mark. "Lu kira gue apaan hah!?" Nyolot.

"Bukannya senang dipuji malah mukul suami. Kualat lu nanti, Jen."

"Heh, gue juga suami yah!"

"Tetap aja, kan marga lu sekarang udah Lee. Jadi gue lebih dominan dari pada lu. Gue kepala keluarga yang harus dihormati."

Jeno menyipitkan matanya, dengan ogah-ogahan dia mengangkat telapak tangannya hingga ujung jari tengahnya menyentuh alis. Jeno lagi hormat gaes!

"Ngapain lu?"

"Katanya hormatin."

"Lu tu pinter beneran ga sih? Polos atau bego si lu itu?"

Jeno mengerjapkan matanya, keknya Mark belum puas sama hantaman semalam. Jeno dikatain bego, dipertnyakan kepintarannya? Kalau polos sih Jeno memang masih polos, polos banget pokoknya.

Jeno menurunkan tangannya sambil menahan emosi, terus senyum manis yang bagi Mark itu kek senyum iblis, nyeramin. "Serah!" Jeno memilih meletkkan ponselnya dan berjalan mengambil seragam miliknya lalu masuk ke kamar mandi.

"Jadi alarm si Jenong yang tadi bunyi mba kunti? Sialan."

"Pagi Mamaaaa!!!" Jeno turun langsung menuju meja makan.

Udah ada mama Oh yang lagi nyiapin susu buat Jeno dan mantunya, perempuan kepala tiga itu senyum membalas sapaan anaknya. Jeno celingukan kayak nyari seauatu.

"Ada apa Jen?"

"Baby Jea mana, Ma?"

"Belum bangun, mama ga tega bangunin juga semalam dia begadang."

Oh My Baby [MARKNO]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora