Sekian lama, aku menunggu~~ 😂😂
Akhirnya Snowdrop apdet yak wkwkwkw
Voter keberapa nih?
"Hah..."
Eunjo tidak sengaja mendesah dan ia menggigit bibir bawahnya, langit-langit kamar yang temaram seakan menambah kesan kerlip-kerlip yang memenuhi kedua matanya. Bagaimana Yungi melihatnya dengan dalam, berhasil membuat debar jantungnya menggila. Seakan mengagumi jejak keunguan yang tersebar pada dada perutnya adalah gambaran notasi indah dan pantas dipuja. Lihat saja besok kalau ia harus pakai kemeja kerah tinggi, Eunjo akan memberi pembalasan karena ia yakin Yungi meninggalkan beberapa sesapan pada lehernya.
Cengkraman tangan Yungi pada pergelangan tangannya terasa semakin erat, dan desakannya di bawah sana semakin cepat. Padahal Eunjo baru saja mendapatkan pelepasannya beberapa saat lalu, tetapi tidak lama perutnya merasa tergelitik lagi, otot-otot yang tadinya sedikit lemas kembali lebih tegang. Yungi mendekatkan wajahnya, dan jujur Eunjo seakan terpesona sendiri bagaimana pupil hitam itu penuh oleh gairah. Bibirnya yang tipis seperti boneka dan sedikit membengkak karena beradu dengannya, membuat Eunjo tidak bisa memikirkan hal lain lagi. Yungi mencuri beberapa ciuman, dan Eunjo menerima tanpa banyak menolak. Menimpali tidak kalah intim dan intens karena ia yakin gelombang itu akan menerjang dengan cepat.
"Lebih cepat, Yung." Eunjo tidak mampu menahan dirinya lebih lama, dan ia berharap Yungi segera menyelesaikannya. Desahannya lolos dan kepalanya terasa berat.
Sedangkan Yungi sebenarnya sudah sampai pada batasnya, dan mendengar Eunjo berucap seperti jelas suatu kelangkaan tersendiri. Desir Yungi memuncak, geraman beratnya terdengar serak. Mendengar bagaimana suara Yungi menyebut namanya saja sukses membuat pembuluh darah Eunjo seakan mendidih. Suaranya selalu rendah, dan selalu seperti ini. Pada dasarnya Eunjo memang tidak pernah sekalipun mendengar Yungi berbicara intonasi tinggi padanya.
Keduanya mengelengguh panjang, puncak itu menerpa dengan hebat. Dadanya mengembang dan mengempis kuat, tubuh keduanya nampak berkilat sebab keringat sangat senang disorot oleh lampu kamar yang hangat. Kendati keduanya sangat gengsi mengenai hal-hal sederhana, jika menyangkut hal-hal seperti ini, sebenarnya Eunjo dan Yungi memiliki perasaan yang dalam. Dan pada dasarnya Eunjo bisa menempatkan diri dan Yungi tidak pernah merasa yang paling otoriter. Eunjo dan Yungi memiliki pemikiran yang logis mengenai sinergi baik di atas ranjang.
Jarum jam baru saja melewati pukul dua pagi, setelah deru napas itu perlahan surut Yungi dan Eunjo bersembunyi di balik selimut untuk mencari kehangatan tambahan, kendati beberapa saat lalu seakan membutuhkan guyuran es serut karena bersimbah keringat dan gerah.
Yungi menyangga kepala dengan kedua tangannya, sedangkan Eunjo mendekap selimut menutupi dadanya. Keduanya seakan tengah berpikir, menatap langit-langit kamar yang sama. Barangkali tengah berpikir sudah sejauh ada, sudah sedalam apa, atau sesederhana kehidupan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowdrop ✔️
Fanfiction[Sudah terbit, tersedia di Gramedia] ❝Terus aku tidur di mana, Yung?❝ ❝Ya ditempat tidur, kenapa begitu saja masih bertanya.❝ Kisah dua manusia salju yang hidup bersama tanpa ada bumbu romansa kecuali saling sarkas satu sama lain. Pada dasarnya, Yun...