Part 3

23.8K 3.3K 1.3K
                                    

Sebelum baca ada papan game lucu, kira-kira kalian relate sama siapa hayo?😂
Kalo aku udah jelas Taehyung🤣🤣👌🏾👌🏾

Sebelum baca ada papan game lucu, kira-kira kalian relate sama siapa hayo?😂Kalo aku udah jelas Taehyung🤣🤣👌🏾👌🏾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voter ke berapa nih?








Seberapa jauh kau menganggap sebuah masalah itu perlu dipikirkan atau tidak? Bagi Yungi, selama itu tidak mengusiknya bernapas, makan dan tidur, maka tidak perlu alasan lain untuk memberinya perhatian. Barangkali, itulah prinsip yang masih Yungi anut kendati Eunjo tidak menjelaskan lebih jauh siapakah pria yang datang menemuinya di kedai beberapa saat lalu. Oke, itu akan kita bahas nanti karena Yungi memiliki hal yang lebih penting dari pada itu.

Aroma pinus segar menyambut indra penciuman Yungi, memenuhi dada dan menemani ketidaksabarannya untuk cepat-cepat bermesraan dengan sang kekasih. Semilir pendingin ruangan juga tidak enggan untuk menyapa kulitnya yang pualam. Yungi mengeratkan tas selempang hitam yang ia bawa, berjalan tanpa banyak menunda waktu untuk berbincang dengan banyak orang. Hanya beberapa sapaan trainee yang tidak sengaja berpapasan menghiasi pemandangannya hari ini, hingga ia sampai di depan pintu studionya. Suara bip dari kode pintu terdengar dan Yungi nyaris masuk ke dalam seadainya suara tinggi seseorang tidak menghentikannya begitu saja.

"Oh, Yungi-nim!" serunya, "Kau sudah kembali ke studio?" tanyanya sebelum tatapan antusianya turut hadir mengikuti.

Memang tidak pernah bisa diragukan bagaimana sapaan ramah itu benar-benar terkenal nyaris seantero agensi. Barangkali Yungi berlebihan, tetapi dia hanya memikirkan pendapat orang-orang jika kehadiran gadis ini seolah angin musim semi yang sejuk. Jika Yungi tidak salah dengar, Kiyoko memang datang jauh-jauh dari Jepang untuk mengikuti kata hati bermusiknya—katanya begitu.

"Seperti yang kau lihat, Kiyoko," jawab Yungi sebelum matanya melihat ke arah map coklat besar yang bersarang nyaman dalam dekapan wanita itu, "Apakah itu draf lirik baru dari Adora?" tanyanya ketika Kiyoko sudah berdiri tepat di depannya.

Oh bukan-bukan, jika kau berpikir Kiyoko adalah kekasih Yungi, tentu saja bukan. Bisa dibilang Yungi lebih menganggap layar pc, mixer, headphone dan piano adalah hal yang lebih istimewa dibandingkan guguran merah muda musim semi—jatuh hati maksudnya. Intrumen musik adalah kekasih terbaiknya.

Wanita dengan mata monolit dan rambut hitam sepanjang pinggang itu mengangguk, "Dia menitipkan ini padaku beberapa saat lalu, kukira Yungi-nim tidak akan datang hari ini," katanya saat mengikuti Yungi masuk ke dalam studionya, "Ternyata firasatku benar saat ingin mengecek ke sini."

"Urusanku sudah selesai, tidak ada alasan lain bagiku untuk menunda pekerjaan lain," terang Yungi bersamaan tegasan lampu tiba-tiba mendirus ruangan.

Kiyoko kembali mengangguk dan tersenyum setelah Yungi menghidupkan air purifier yang berdiri nyaman pada sudut ruang. Yungi hanya tersenyum lembut, lantas menerima sodoran map yang Kiyoko berikan. Sebuah tanda pengenal berwarna hitam cukup membuktikan jika Kiyoko baru saja selesai menjalani masa trainingnya menjadi staff tetap bagian produksi musik di agensi ini.

Snowdrop ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang