[]Part 27[]

309 39 0
                                    

Reva berjalan dengan riang memasuki rumahnya. Gadis itu baru saja pulang dari sekolahnya. Namun, kali ini ia tak pulang bersama dengan musuh nomor satunya. Ya, ia diantar pulang oleh sosok Elvin. Berminggu-minggu sudah ia mengenal Elvin, dan kini rasa takut yang sering ia rasakan kala bersama dengan lelaki asing, tak ia rasakan lagi jika bersama Elvin. Ia tak merasakan takut sama sekali kala sedang bersama dengan cowo itu, sama halnya dengan saat ia sedang bersama dengan Nathan, Andra, dan ayahnya sendiri.

Langkah Reva membawanya menuju ke arah kamarnya yang ada di lantai dua. Namun, sebelum itu ia harus melewati ruang keluarga terlebih dahulu. Saat ia melewatinya, suara Nathan menyapa indra pendengarannya.

"Peje dong peje," ujar Nathan.

Reva berhenti melangkah, dia segera menghadap ke arah Nathan yang kini tengah duduk dengan ponsel di genggamannya. Seragam sekolah serta tas masih melekat di tubuhnya, jelas sekali kalau ia baru saja tiba.

"Tau dari mana?" tanya Reva.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel, Nathan segera menjawab. "Lo pikir Elvin siapa? Teman gue onta, ya dia bilang, lah. Otak udang jangan di pelihara."

Reva mendengus, ini Nathan kalau mau jawab bisa gak sih gak usah pake hinaan? Kan Reva jadi emosi.

Reva yang hendak menuju kamarnya tak jadi ia lakukan. Gadis itu memilih mendudukan dirinya di salah satu sofa yang ada di ruangan ini. Dia menatap Nathan tajam. "Gausah hina gue sehari aja bisa gak sih?!" geramnya.

"Engga. Lo nista-able soalnya," balas Nathan tak peduli.

Reva berdecak, dia menghentakan kedua kakinya di lantai. Memilih tak menggubris ucapan dari Nathan dan menyandarkan punggungnya pada sofa.

"Kenapa bisa jadian?" tanya Nathan tiba-tiba.

Reva yang tengah memejamkan matanya, segera membuka mata itu. Ia menyorot Nathan dengan pandangan heran. Tak biasanya Nathan akan bertanya hal-hal remeh seperti ini. Mana nanyanya pake nada normal lagi. Gawat! Ini horror.

"Kok? Kok lo nanya sih?! Lo siapa?!" teriak Reva seraya berdiri, tak lupa jari telunjuknya ia arahkan ke arah Nathan.

Nathan berdecak, dengan malas ia menaruh ponselnya di sampingnya, beralih menjadi menatap ke arah Reva. "Presiden dunia. Ya Nathan lah bego! Jawab gue, Re," ujarnya.

"Apa urusannya sama lo?"

"Buat ngeje-- ah, buat referensi gue nembak cewe," jawab Nathan yang hampir saja keceplosan.

"Ya Elvin ajak gue ke taman, terus ngasih susu strawberry satu biji, abis tu bilang, "Re, mau gak jadi pacar gue?" Karna gue bosan menjomblo sejak smp, yaudah gue terima. Lagian Elvin juga ganteng, pinter lagi. Ahh, idaman..." jelas Reva.

Mendengar penjelasan Reva, Nathan mengalihkan tatapannya dari gadis itu, dia terdiam sejenak hingga Nathan bangkit dari duduknya. "Baik-baik sama pacar," ujarnya lalu melangkah pergi. Dapat Reva tebak, badak satu itu pasti akan menuju ke kamarnya.

=====

Seorang gadis dengan piyama tidur polkadot terlihat berjalan menuruni anak tangga. Di tangan kirinya terdapat sebuah bungkus snack yang sudah terbuka. Mulutnya bergerak-gerak kecil seperti sedang mengunyah.

Setelah selesai menuruni tangga, langkah gadis itu berlanjut menuju ke ruang keluarga. Niatnya ia ingin menonton acara variety show yang tayang malam ini dan kebetulan menghadirkan Rafatar anaknya Rafi Ahmad. Jelas ia tak akan melewatkan acara itu.

Gadis itu berhenti melangkah saat ruang keluarga sudah tampak dimatanya. Fokusnya ada pada satu titik, dimana ia melihat sosok ibunya yang tampak uring-uringan tak jelas di atas sofa. Dapat gadis itu lihat raut sang ibu yang menunjukan gurat kesedihan.

HAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang