3 - Jeju Island - 1

60 3 0
                                    

“Love you, Kids.”
JK, NJ
_______________________

Baiklah, hari ini seperti hari biasanya. Mentari menyapa pribumi dengan hangat. Membangunkan setiap manusia yang masih terlelap dalam tidurnya.

Di pagi ini, Nara tidak ingin melewatkan udara segar di Pulau Jeju ini. Dirinya bergegas bangun untuk keluar dari Villa dan menyapa udara yang sejuk dan sinar yang hangat. Kakinya menyentuh rerumputan yang dibasahi oleh embun pagi, membuat dirinya merasa nyaman.

“Sayang, kenapa kamu bangun sepagi ini?” Suara Jungkook dari arah pintu membuyarkan konsentrasi Nara yang sedang berolahraga kecil dan menghirup udara segar.

Nara berbalik badan, menatap pria dengan mata sayu khas bangun tidurnya itu dan dengan rambut yang tak karuan, “Anakmu yang menginginkan ini, sayang.”

Jungkook berjalan mendekat ke arah Nara, lalu mendekapnya dari arah belakang. Mengelus perut buncit istrinya itu dengan penuh cinta, “Apakah dia disana merasa hangat?”

Nara tersenyum, lalu menangkup tangan kekar suaminya, “Tentu saja dia merasa hangat karena sekarang Ayahnya sedang memeluknya.”

Jungkook tersenyum dengan mata terpejam, wajahnya bersandar di bahu sang istri. “Tinggal menghitung hari lagi, kita akan bertemu, sayang.”

“Iya Ayah! Tunggu aku, ya!” Nara menirukan suara anak kecil dan menjawab perkataan Jungkook, sontak saja hal itu membuat si Mpunya merasa geli dan menghasilkan tawa kecil.

Saat mereka berdua sedang asik bercengkrama dan tertawa ringan. Tiba-tiba ada rengekan si kecil dari arah belakang. Dan ternyata, itu adalah putranya yang baru saja bangun dari tidurnya.

“Ayah...” rengek anak itu. Koo berjalan ke arah Jungkook dengan wajah khas bangun tidurnya, dan juga tangan yang sedang mengucek matanya yang penuh air mata.

Jungkook lantas berlari menuju anaknya, kemudian ia berjongkok guna mensejajarkan dirinya dengan sang anak. “Ada apa hyung, mengapa hyung menangis?”

Nara pun turut khawatir kala melihat putra kecilnya itu menangis. Ia berpikir beberapa hal yang menjadi penyebab si tampan itu menangis di pagi hari. “Apakah Koo mimpi buruk lagi, hm?”

Anak itu menggeleng kuat, “Tidak. Kali ini Koo tidak belmimpi buluk, Bunda,” katanya yang masih terisak. “Maafkan Koo.”

Jungkook dan Nara semakin bingung dengan tingkah anaknya. Baru kali ini mereka melihat Koo meminta maaf setelah bangun tidur, hingga mereka berpikir bahwa Koo masih dalam keadaan tidak sadar.

Hyung, kenapa hyung meminta maaf? Apa yang telah hyung lakukan sehingga meminta maaf pada Ayah dan Bunda?” tanya Jungkook dengan tenang.

“Koo..” bocah itu menggantung kata-katanya membuat Jungkook dan Nara semakin penasaran, dan menunggu penjelasan darinya. “Koo mengompol,” imbuhnya.

Raut wajah tegang Jungkook dan Nara perlahan mereda setelah mendengar pengakuan Koo. Ternyata ini bukanlah hal besar yang harus mereka khawatirkan tentang dibalik menangisnya putra mereka.

“Astaga, Koo. Bunda kira kamu kenapa, ternyata hanya mengompol?” Nara mencoba menahan tawanya di depan Jung-Koo. Jungkook kecil itu memang benar-benar membuat Nara ingin melepas tawanya sekeras mungkin.

YOU'RE MINEWhere stories live. Discover now