Chapter 8 : Reason

35 4 0
                                    


Disclaimer : GS/GSD bukan milik saya, saya hanya pinjam nama karakternya saja.

The Commitment

Genre : Drama/Romance/Family/Slight Humor

Chapter 8 : Reason

WARNING : Super OOC, AU, Kemungkinan OC,

Kata-kata Kasar, Kemungkinan Mature Scene, Ga Jelas, Ribet.

"Kau menggunakan piyama karakter lagi?" Pria berkepala biru tua itu berkomentar sambil duduk di atas kursi meja makan. Di depannya sudah ada laptop dan secangkir kopi yang terletak di atas meja.

"Bukan urusanmu 'kan?" Cagalli membalasnya dengan ketus. Hari masih pagi tapi Athrun sudah mengajaknya ribut. Sebulan lebih mengenal Athrun, seharusnya Cagalli sudah semakin terbiasa dengan berbagai sindiran dan sikap dingin dari suami kontraknya itu. Hanya saja setiap mendengar ejekannya tetap saja ada rasa kesal yang terlintas di benak Cagalli.

Hampir seminggu sudah mereka tinggal bersama sebagai "suami dan istri" di sebuah rumah bertingkat dua di pinggiran kota ORB. Tiga minggu sebelum pernikahan mereka, Athrun sudah mendapatkan rumah sewa yang akan mereka tempati bersama. Tentu saja Athrun mencari rumah yang cukup besar, agar mereka bisa tinggal di kamar yang berbeda dan memiliki ruang untuk beraktivitas tanpa merasa terganggu satu sama lain. Athrun juga cukup berpikir visioner, tidak hanya mencari, ia juga melengkapi rumah tersebut dengan berbagai furniture dan perabot rumah tangga, sehingga rumah tersebut nyaman untuk langsung ditempati. Sebagian perabotan yang ada di rumah tersebut adalah perabot baru, tapi banyak juga barang-barang Athrun yang lama karena ia harus memindahkan semua barangnya yang berada di rumah orang tuanya ke rumah itu, agar tidak dicurigai. Berbeda dengan Athrun, Cagalli hanya membawa sedikit sekali barang ke rumah itu, ia masih menyimpan sebagian besar barang di apartemen lamanya. Ia tidak berniat untuk memindahkannya, karena ia pikir mereka hanya setahun tinggal bersama.

Pernikahan mereka berlangsung di akhir pekan minggu lalu. Pesta pernikahan yang cepat dan sederhana saja, hanya dihadiri keluarga besar inti dan beberapa kerabat dekat. Awalnya orang tua mereka, terutama Patrick dan Uzumi, menentang habis-habisan saat mereka diberitahu bahwa Athrun dan Cagalli hanya ingin mengundang segelintir orang. Bagi Patrick dan Uzumi yang notabene memiliki banyak koneksi, mengundang sedikit orang adalah hal yang tidak memungkinkan dan pasti mengundang banyak pertanyaan. Namun Athrun tetap berkeras agar pernikahan mereka hanya dihadiri orang-orang terdekat saja, karena menurut Athrun, inti pernikahan itu sendiri bukan pada tamu undangan. Setelah berdebat cukup alot selama beberapa hari, Athrun pun berhasil meyakinkan orang tua mereka. Cagalli sebenarnya tidak terlalu paham bagaimana Athrun akhirnya bisa meyakinkan mereka, bahkan jujur ia sempat berharap pernikahan mereka akan batal karena selisih paham tersebut, namun sayangnya ternyata Athrun dapat memenangkan perdebatan itu.

Athrun sepertinya memutuskan untuk tidak membalas lagi kata-kata Cagalli, ia hanya menenggak kopinya dalam diam sambil mengalihkan fokus pandangannya ke laptop yang berada di atas meja makan.

'Dasar sok keren, apa salahnya memakai piyama karakter?' gerutu Cagalli dalam hati. Awalnya Cagalli memang malu, namun setelah dipikir-pikir untuk apa juga ia memikirkan penampilannya di depan Athrun. Ia lebih memilih kenyamanan dibanding memikirkan apa pendapat Athrun terhadap pilihan pakaian tidurnya, lagipula pakaian tidurnya cukup sopan, hanya gambarnya saja yang seperti anak-anak. Seharusnya tidak mengganggu atau merugikan siapapun.

Dengan cepat Cagalli berjalan mengambil roti tawar yang berada di atas kulkas dan duduk di belakang meja di seberang Athrun untuk mengoleskan selai coklat di atas rotinya.

Ruang makan dan dapur di rumah besar itu hanya ada satu, mau tidak mau mereka akan berpapasan saat jam makan, terutama saat sarapan, karena mereka biasanya belum beraktivitas di luar. Sambil Cagalli memakan roti coklatnya, ia memperhatikan penampilan suaminya. Ini masih pukul sembilan pagi di hari Sabtu, tapi pakaian Athrun sudah sangat rapi dengan kemeja lengan pendek berwarna biru muda dan celana bahan berwarna hitam, mungkin hari ini ia akan bertemu klien, pikir Cagalli.

The Commitment : Contract MarriageWhere stories live. Discover now