Chapter 3 : Mimpi

29 6 0
                                    

The Commitment

Genre : Drama/Romance/Family/Slight Humor

Chapter 3 : Mimpi

WARNING : SLIGHT MATURE SCENES (FOR 20+ ONLY)

****

Cagalli meronta, namun orang ini tetap tidak mau melepaskan pelukan dan ciuman di bibirnya. 

"Ugh!"

Cagalli mendongak, mencoba menerka wajah pria yang sedang mencengkramnya, namun tetap saja hanya mata hijaunya itu yang terlihat, mata hijau yang selalu menghantuinya di mimpi-mimpinya. Bagian lainnya seperti buram, sulit untuk dilihat.

Tidak memberi kesempatan Cagalli melihat lebih jauh, tangan kanan pria yang menciumnya itu menahan bagian belakang kepala Cagalli, sehingga wajah Cagalli kembali menunduk, seperti memerintah Cagalli untuk fokus dengan ciuman mereka. Pria ini mencumbunya semakin dalam dan Cagalli yakin sebenarnya ia tidak menyukai ciuman ini. Wanita mana yang suka dicium secara intens oleh pria asing yang tidak dikenalnya? Namun aneh sekali, Cagalli seperti terbuai dan tanpa sadar malah membalas ciuman pria itu. Mereka bercumbu cukup lama, hingga Cagalli merasa lemas dan kehabisan napas. Cagalli tidak kuat, kakinya melemah, kesadarannya mulai hilang, matanya sedikit demi sedikit mulai menutup dan seketika semua menjadi gelap.
____________________________________

"Jadi? Bagaimana bulan madunya? Kau suka disana? Kau kemana saja selama disana?" Cagalli sedang makan siang bersama Shiho di sebuah pusat perbelanjaan modern yang tidak jauh dari kantor mereka. Mereka memang biasa makan siang bersama, karena jarak kantor mereka pun tidak terlalu jauh. Ini pertama kali mereka makan siang bersama lagi setelah Shiho kembali dari bulan madu dan cuti kerjanya selama 2 minggu.

"Hmm, begitulah, yah tapi- sebenarnya kami tidak banyak keluar dari hotel." Wajah Shiho merona, namun Cagalli tidak memperhatikannya.

"Oooh, sayang sekali, kudengar pantai di Onogoro sangat indah. Apakah cuacanya buruk?" Tanyanya polos sambil melahap kentang gorengnya.

"Bukan, tapi-" Shiho ragu, apakah masalah pribadi seperti ini harus dibicarakan dengan Cagalli? Merasa tidak perlu, Shiho kembali menjawab, "Sebaiknya kita tidak usah membicarakannya."

"Tapi apa? Oh ayolah, kau seperti baru kenal denganku kemarin, apa kalau menikah sekarang kau akan menyimpan banyak rahasia dariku? Hal ini membuatku semakin tidak ingin menikah. Pernikahan merenggut sahabat baikku." Jawab Cagalli sambil pura-pura sedih dan cemberut.

Shiho memutar kedua bola matanya. "Kau berlebihan sekali! Kau yakin mau mendengar alasannya?”

Cagalli mengangguk mantap. Mendesah, Shiho pun menjawab dengan pelan dan ragu.  “Hmm, baiklah, Itu jadi, hmm, itu, kau tahu Yzak tidak mau berhenti err-" 

Cagalli sepertinya mulai mengerti maksud Shiho dan dia sungguh tidak mau mendengarnya. Sambil menutup kedua telinganya, ia sedikit berteriak. "STOP! aku tidak mau mendengarnya!"

"Sudah kubilang kan sebaiknya kita tidak usah membicarakannya." Jawab Shiho sambil tertawa kecil melihat temannya sedikit pucat." Kau sendiri ada berita apa selama aku cuti?" Shiho mengalihkan topik pembicaraan.

"Hmm apa ya, ah, Sai mengajakku makan siang."

"Akhirnya dia melakukan sesuatu juga, sudah kubilang kan dia itu naksir padamu. Lalu? Apa kau menerimanya? Apa yang akan kau lakukan?"

"Satu-satu ya kalau bertanya." Cagalli mengerlingkan matanya.

"Hehe, jadi?"

"Hmm, tidak tahu, aku tidak tertarik padanya ke arah itu."

The Commitment : Contract MarriageWhere stories live. Discover now