Chapter 10 : Fragment of the Past

20 4 0
                                    


Disclaimer : GS/GSD bukan milik saya, saya hanya pinjam nama karakternya saja.

The Commitment

Genre : Drama/Romance/Family/Slight Humor

Chapter 10 : Fragment of the Past

DOUBLE WARNING : Super OOC, AU, Kemungkinan OC, Kata-kata Kasar, Kemungkinan NFSW, Ga Jelas, Ribet.

Semua terjadi begitu cepat, Cagalli hampir terhuyung jatuh di tempatnya berdiri. Namun seseorang berhasil menangkap tubuhnya sebelum ia tergeletak di lantai. Pikiran Cagalli bising, ia tidak sadar orang yang membantunya berjalan sedang membawanya kemana sampai terdengar suaranya meminta, "Aku butuh kunci untuk membuka pintu."

Cagalli merogoh sakunya dan memberikannya tanpa pikir panjang. Pria itu mengambil kunci yang diberikan Cagalli dan segera membuka pintu apartemen di depannya. Cagalli dipapahnya sampai ia duduk di sofa ruang tamu di dalam apartemennya. Pria yang membawa Cagalli menghilang sejenak dari hadapannya, lalu muncul lagi dengan membawa segelas air. Ia meminta Cagalli untuk meminumnya.

"Kita batalkan kunjungan hari ini." Pria itu berkata dengan nada memerintah, bukan bertanya. Cagalli ingin menjawab, hanya saja bibirnya masih beku, otaknya masih sulit memproses kejadian yang baru saja terjadi.

Pagi tadi Cagalli sudah bersiap untuk menemui Athrun yang akan menjemputnya di lobi apartemen, mereka memang sudah berjanji akan pergi bersama ke rumah orang tua Athrun. Cagalli sedang tinggal di apartemennya karena sejak awal minggu ini, pekerjaannya sedang menumpuk sehingga ia banyak lembur. Jarak apartemennya dengan kantor jauh lebih dekat dibanding jarak kantor dengan rumahnya bersama Athrun, untuk menghemat tenaga, ia pun tinggal di apartemennya selama seminggu ini.

Saat Cagalli turun dari lift, ia melihat sosok yang familiar sedang duduk di salah satu kursi yang ada di lobi. Setelah dilihat lebih dekat, benarlah sesosok pria yang sedang tertunduk itu adalah seorang yang ia kenal. Cagalli bisa mengenalinya dari sweater abu tua yang sering sekali dipakainya serta dari postur badannya. Pria itu adalah Ahmed, mantan kekasihnya.

Cagalli tidak tahu alasan Ahmed berada di lobi apartemennya, tapi ia merasa positif saja, mungkin Ahmed punya teman lain yang tinggal di apartemen yang sama. Cagalli pun mendekati Ahmed, ingin bertegur sapa karena mereka sudah lama tidak bertemu, walaupun mereka sempat menjalin kasih, tapi mereka putus secara baik-baik, setidaknya itu dari sudut pandang Cagalli. Athrun juga belum datang, jadi Cagalli merasa tidak ada salahnya untuk mengobrol sebentar.

"Ahmed?" Cagalli memanggilnya. Pria berambut coklat itu mengangkat kepalanya perlahan. Terlihat bagian bawah matanya yang hitam, seperti orang kurang tidur.

"Ca-Cagalli?!" Ahmed terkejut sampai berdiri dari tempat duduknya, menyejajarkan posisinya dengan Cagalli.

Cagalli hampir tidak mengenali wajah mantan kekasihnya itu. Berbeda dari biasanya, Ahmed terlihat lebih kurus dan tidak terurus. Pria bermata hijau itu memancarkan aura seperti orang yang sedang depresi. Ia menatap nanar Cagalli seperti tidak percaya apa yang sedang dilihatnya.

"Ahmed? Kau sedang ada urusan di sini?" Cagalli bertanya baik-baik, mencoba tidak menghiraukan penampilannya yang berubah.

"Cagalli, kau, kau ada disini? Shiho-, kau-, aku- " Ahmed berkata tak beraturan, Cagalli tentu tidak mengerti maksudnya.

"Errm, bicaralah perlahan Ahmed." Cagalli mengembangkan senyum tipisnya sambil memberikan tatapan simpati pada Ahmed. Ia pun bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat Ahmed jadi berubah seperti ini? Ahmed adalah pria yang maskulin dan selalu berpenampilan rapi. Sungguh aneh melihat sikap dan penampilannya seperti saat ini.

The Commitment : Contract MarriageWhere stories live. Discover now