Chapter 9.5 : Kunjungan Kira

27 5 0
                                    

Disclaimer : GS/GSD bukan milik saya, saya hanya pinjam nama karakternya saja.

The Commitment

Genre : Drama/Romance/Family/Slight Humor

Chapter 9.5 : Kunjungan Kira

DOUBLE WARNING : Super OOC, AU, Kemungkinan OC,

Kata-kata Kasar, Kemungkinan NFSW, Ga Jelas, Ribet.

____________________________________________________________

Kira dan keluarganya baru saja pulang dari kunjungan mereka. Mereka bertamu tidak terlalu lama, hanya makan siang bersama sebentar, bermain dan bercengkrama, lalu pulang ketika hari mulai petang. Setelah selesai makan siang tadi, Cagalli sibuk menemani Lacus dan Rhylee yang ingin bermain di halaman depan. Sedangkan Athrun dan Kira tinggal berdua saja di ruang tamu, saat itulah Athrun dan Kira saling berbicara empat mata untuk pertama kalinya. Hal inilah yang membuat Athrun masih duduk termenung di sofa ruang tengah rumahnya, ia sedang memikirkan apa yang tadi dibicarakannya dengan Kira.

Awalnya Kira banyak bercerita tentang bisnisnya, yang ditimpali Athrun dengan topik yang sama. Perbincangan mereka berdua cukup cocok, jadi obrolan mereka mengalir begitu saja. Kemudian, Kira melanjutkan pembicaraan tentang hobi balap motornya, yang Athrun tanggapi dengan penuh kehati-hatian. Athrun menanggapi seperlunya, karena ia tidak ingin Kira tahu bahwa ia juga bergelut dalam kegiatan balap motor.

Usut punya usut ternyata Kira dulu sempat kecelakaan dalam salah satu balapannya, kecelakaannya cukup parah, kaki kirinya sampai memerlukan terapi selama setahun dan menggunakan penyangga selama 3 bulan. Untungnya kakinya bisa kembali pulih seperti semula. Kira mengatakan bahwa alasannya berhenti bukan karena ia trauma dengan kecelakaan yang ia lalui. Setelah pulih total, ia bahkan sempat kembali lagi ke arena balap. Hanya saja semua berubah ketika ia sudah menikah, ia merasa harus lebih bertanggung jawab pada keluarga barunya. Intinya ia merasa harus lebih berhati-hati karena ada orang lain yang menjadi tanggungannya. Lacus sempat mempertanyakan keputusannya, bahkan wanita itu bilang dia akan tetap mendukung Kira jika masih ingin balapan. Kira tetap pada pendiriannya. Ia sudah memutuskan ingin berhenti dari dunia balap motor dan mulai menekuni bisnisnya.

Kira juga bercerita tentang Cagalli yang baru memulai balap motor beberapa tahun belakangan ini. Kira sudah memintanya berhenti beberapa kali, tapi Cagalli tidak mengacuhkannya. Saat Athrun bertanya apa alasan Cagalli sehingga ia begitu menyukai balap motor. Kira hanya berkata ia tidak tahu, tapi dari raut wajahnya, Athrun menebak, bahwa bukan karena Kira tidak tahu alasannya, tapi ia tidak ingin memberitahu Athrun.

"Athrun? Hey Athrun? Apa kau tidak mendengarkanku dari tadi?" Cagalli mengencangkan suaranya.

Athrun kembali dari lamunannya, "Kau mengatakan sesuatu?"

"Ck, pasti aku harus mengulang dari awal." Cagalli mengerlingkan matanya, merasa kesal karena ternyata sedari tadi Athrun tidak mendengarnya, tapi akhirnya ia tetap mengulang kata-katanya, "Kubilang, weekday besok aku akan menginap di apartemenku. Pekerjaanku sedang banyak, jadi aku akan banyak lembur. Jarak kantor ke rumah ini lebih jauh, aku ingin menghemat tenaga. Lalu, aku sudah janji pada ibumu kita akan mengunjunginya hari Sabtu besok. Jadi tadi aku bertanya, sebaiknya kita langsung bertemu di rumah orang tuamu atau aku kesini dulu sebelum pergi kesana?" Cagalli menjelaskan panjang lebar.

Athrun mencerna informasi yang baru diterimanya dengan banyak tanda tanya. Pertama, sejak kapan Cagalli dan ibunya menjadi dekat dan berkomunikasi langsung tanpa melalui dirinya? Kedua, kenapa tiba-tiba Cagalli merencanakan kunjungan tanpa memberitahunya terlebih dahulu?

"Batalkan. Kau dan Ibu membuat rencana tanpa persetujuanku. Lagipula hari Minggu besok kita ada pertandingan 'kan?" Athrun menjawab dingin.

"Aku tahu kau akan berkata begitu, aku juga sudah bilang pada ibumu, tapi ia bersikeras, dan-" Cagalli sedikit ragu meneruskan perkataannya, "Aku tidak mau ibumu kecewa, aku takut mengganggu kesehatannya. Lagipula pertandingannya 'kan hari Minggu."

Athrun menghela nafasnya, Cagalli benar, kesehatan ibunya bisa buruk kalau ia menolak. "Kedepannya tolong kabari aku dulu sebelum membuat janji dengan ibu. Aku tidak seperti kau yang tidak memiliki jadwal kegiatan rutin." Athrun menggelengkan kepalanya.

Cagalli mengerlingkan lagi kedua bola matanya, ia sudah terlalu terbiasa dengan kata-kata Athrun yang menyebalkan. "At your service, Captain." ucap Cagalli sambil lalu. "Hoaaaaahmm.." Cagalli tiba-tiba mulai menguap dan ia pun beranjak dari posisinya, "Kalau begitu aku ingin beristirahat dulu di kamar. Sampai jumpa."

Wanita pirang itu pun meninggalkan Athrun di ruang tengah. Lamunan Athrun yang tadi buyar karena pertanyaan Cagalli kini kembali. Ia kembali mengingat-ingat pembicaraannya dengan Kira tadi.

Bersambung dengan topik yang terakhir mereka bicarakan, Kira dan Athrun tiba-tiba merubah arah pembicaraan mereka menjadi lebih serius.

"Athrun, kau benar-benar menyukai Cagalli?"

Pertanyaan yang cukup mengejutkan Athrun, tapi ia berusaha tetap tenang dan menjawab, "Ya, Kira aku sangat menyukainya."

"Hmm, begitu ya."

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Athrun penasaran, apakah Kira mencium bau kebohongan dari pernikahan mereka?

"Ah tidak, jujur saja aku sempat mengira Cagalli akan menjadi perawan tua." Athrun tidak merespon, ia merasa kata-kata itu terlalu kejam jika dikatakan oleh kakak kandung Cagalli sendiri.

Kira membulatkan matanya, seperti sadar ada yang salah dengan kata-katanya, "Bukan! Maksudku bukan karena tidak ada yang ingin meminangnya!"

Athrun tersenyum kecil, tentu saja bukan, ia sempat mengira Kira ingin membicarakan hal-hal buruk tentang adiknya.

"Ya, aku hanya mengira Cagalli tidak akan pernah mau menikah. Sejujurnya, aku bahkan mengerti jika ia merasa tidak ingin menikah." Kira berkata ragu. "Cagalli tidak menceritakannya padamu 'kah? Tentang Halsten?"

Athrun menggeleng pelan. Siapa gerangan Halsten, ia bahkan tidak pernah mendengar nama itu dari Cagalli. Sebelum mereka menikah, Cagalli dan Athrun sempat bertukar daftar informasi tentang orang-orang terdekat mereka. Halsten tidak ada dalam daftar nama yang Cagalli beritahukan kepadanya.

"Yah, kurasa dia juga tidak akan menceritakannya. Aku malah berharap dia sudah melupakannya, walaupun aku tidak yakin ia bisa." Kira meneruskan.

"Siapa di-"

"Kira! Ayo kita pulang? Aku rasa Rhylee sudah kelelahan dan ingin istirahat di rumah."Tiba-tiba Lacus memotong perbincangan mereka.

Ternyata mereka berbincang sudah lebih dari satu jam, yang artinya Rhylee sudah bermain selama sekitar 1 jam juga. Akhirnya Kira berdiri dari tempatnya dan menjabat tangan Athrun. Ketika Lacus dan Cagalli sedang mencari tas dan sepatu Rhylee untuk bersiap pulang, Athrun dan Kira kembali ditinggalkan berdua.

"Sebenarnya aku tidak mengerti kenapa Cagalli mau menikah denganmu, tapi tolong jaga dia ya Athrun. Yah, aku tidak bisa bergantung banyak padamu, hanya saja, tolong usahakan. Cukup sekali aku melihatnya depresi." Kira menepuk pundak Athrun, setelahnya keluar menuju mobil terparkir yang ada di perkarangan mereka.

Halsten ya? Jadi alasan Cagalli tidak mau menikah adalah karena seorang laki-laki di masa lalunya? Athrun sama sekali tidak menyangka. Ia mengira Cagalli hanya perempuan yang tidak suka berkomitmen, sama seperti dirinya. Bahkan Cagalli sampai depresi? Athrun menggeleng pelan, apa yang sebenarnya sedang ia pikirkan? Kenapa ia sampai duduk termenung memikirkan kata-kata Kira tentang pria dari masa lalu Cagalli yang bernama Halsten itu? Menghela nafasnya, Athrun merasa ada yang tidak beres dengannya akhir-akhir ini. Ia berharap hal ini hanya karena rasa penasarannya, tidak lebih.

__________________________________________________________

A.N : Update singkat aja, takut lupaa XD, minta reviewnya ya semuaa, terima kasih :D

The Commitment : Contract MarriageWhere stories live. Discover now