Chapter 17 : Double Date (part 1)

20 2 0
                                    

The Commitment

Genre : Drama/Romance/Family/Slight Humor

Chapter 17 : Double Date (part 1)

WARNING : Super OOC, AU, Kemungkinan OC, Kata-kata Kasar, Kemungkinan NFSW, Ga Jelas, Ribet.

______________________________________

Cagalli buru-buru menegakkan badannya yang tengah terbaring di atas tempat tidur, ia terbangun karena bunyi alarmnya mulai mengganggu. Dilihatnya jam pada ponsel bercasing hijaunya telah menunjukkan pukul 6 pagi. Hari ini adalah jadwalnya berkunjung ke makam Halsten dan ia harus segera bersiap.

Rencananya pagi ini ia akan berangkat menggunakan taksi dan setelahnya pergi bersama Athrun ke taman bermain yang dijanjikan. Biasanya Cagalli selalu membawa motor kesayangannya sendiri, ia juga tidak pernah memberitahu siapapun tentang kegiatan rutinnya mengunjungi makam Halsten. Namun, karena hari ini ada rencana kencan bersama Shiho dan Yzak, jadi mau tak mau Cagalli memberi tahu Athrun agar pria itu bisa menjemputnya nanti.

Setelah selesai bersiap, Cagalli menyambar jaket merah dan sebuket bunga tulip merah yang Rusty berikan padanya juga sebuket lagi bunga mawar merah yang ia beli sendiri kemarin. Bunga-bunga itu akan ia letakkan di atas makam Halsten. Sebelum pergi, Cagalli mengecek kembali barang bawaan di tas ranselnya, memastikan beberapa bungkus keripik kentang untuk bekal ke taman bermain sudah berada di tempatnya. Setelah yakin tidak ada barang yang tertinggal, Cagalli pun tidak mengulur waktu lagi dan meninggalkan kamarnya.

Setelah meletakkan dua buket bunga yang dibawanya, Cagalli pun duduk di samping makam Halsten, seperti biasa ia berdoa dan meminta maaf atas segala kesalahannya pada Halsten di masa lalu, seakan permintaan maafnya bisa membuat pemuda yang sudah tidak dapat ditemuinya lagi itu menjadi lebih tenang.

Jika dibandingkan dengan dulu, Cagalli sudah bersikap jauh lebih baik, dulu seminggu berselang Halsten pergi, ia terus-terusan mendatangi makam hanya untuk meratap, ia terus menyalahkan dirinya atas kematian Halsten. Bahkan ada sedikit tendensi dirinya untuk mengakhiri hidup. Jika Kira tidak memaksanya mengikuti terapi dengan psikolog mungkin ia akan terus dihantui rasa bersalah yang sangat berlebihan dan tidak bisa menjalani hidupnya dengan normal.

Cagalli sangat berterima kasih pada kakaknya, karena kini ia sudah bisa bersikap dengan normal, walau ia masih dihantui rasa bersalah, namun ia tidak lagi terpuruk dan dapat kembali beraktivitas dengan baik. Selain terapi, balap motor adalah salah satu pelarian yang ia temukan saat proses penyembuhan, karena itulah ia setuju menikah dengan Athrun karena selain ia tidak ingin Shinn terkena hukuman, berat baginya jika ia harus berhenti balapan.

"Bagaimana kalau kita latihan beberapa hari ini?" ajak Cagalli.

"Latihan?"

"Ya, aktingku sangat jelek dan Shiho itu sangat hebat dalam membaca bahasa tubuh. Maksudku mungkin sebaiknya kita latihan agar terlihat lebih natural."

"Hmm, tentu saja, aku tidak masalah. Latihan seperti apa yang kau maksud?"

"Hmm, mungkin dengan memulai panggilan yang lebih dekat? atau mungkin berpegangan tangan? Ta-tapi hanya di depan Shiho! Kita tidak perlu melakukannya di depan orang lain!" Cagalli buru-buru menambahkan.

"Kalau begitu, boleh aku memanggilmu dengan panggilan, sayang?" Athrun bertanya tanpa ekspresi.

Tiba-tiba Cagalli teringat perkataan Athrun beberapa hari yang lalu dan wajahnya pun memerah tanpa sadar. Pria itu benar-benar variabel tidak terduga dalam hidupnya. Athrun, Cagalli tidak tahu sejak kapan, tapi ia mulai merasa nyaman bersamanya. Tidak seperti Ahmed, Athrun terasa lebih dari itu. Ia merasa ia bisa bersandar pada Athrun. Athrun bukan tipe orang yang memaksanya berbicara saat ia merasa sedih atau ketakutan. Athrun tidak banyak bicara, namun Athrun selalu melakukan hal-hal yang membuatnya lebih baik. Mungkinkah ini karena ia sudah lama tidak bertemu Shiho? Lalu tanpa sadar ia mencari orang yang bisa ia jadikan sandaran selain sahabat dan kakaknya? Tapi kenapa rasanya lebih dari itu?

The Commitment : Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang