Chapter 4

336 58 1
                                    

Happy reading gais

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading gais...


***


Divanka melangkahkan tungkainya menyusuri koridor kampus dengan cepat, beberapa mata menatap kagum kearahnya yang menampilkan visual luar biasa seperti biasanya. Siapa yang tak kenal dengan sosok Divanka Yoon? Si primadona kampus yang dingin, meskipun Divanka memang terkenal cantik tapi ada saja segelintir orang yang tidak suka dengannya dan selalu menebar kebencian. Namun, Divanka tidak perduli, ia bahkan tak memperdulikan orang yang selalu memujinya.

Ia hidup bukan untuk mendapatkan pujian tapi untuk menjalankannya sesuka hati, itu prinsipnya. Salah satu hal yang membuat sebagian orang membencinya adalah karena mulut Divanka yang benar-benar tajam ketika mengucapkan sesuatu, ia melontarkan sebuah kata sesuai dengan fakta sehingga tak memperdulikan apa orang yang menerima ucapan tersebut sakit hati atau tidak.

Ia berusaha untuk hidup bebas, mengatakan tidak jika memang tidak dan iya jika memang iya. Divanka ingin lepas dari kebiasaan berdusta, karena ia pernah berada diposisi menjadi orang baik tapi kebaikannya dimanfaatkan begitu saja. Tapi, bukan pula ia menjadi jahat saat ini, hanya saja ia menjadi lebih tegas dibanding sebelumnya.


“Vanka!” Sang pemilik nama langsung berbalik begitu saja ketika mendengar namanya dipanggil dengan lantang oleh seorang perempuan, yang tak lain dan tak bukan adalah temannya sendiri, yaitu Jane.


Perempuan yang memiliki tinggi 176 CM itu satu-satunya teman terdekat Divanka selama terjun didunia perkuliahan, selebihnya? Hanya sekedar menyapa dan berbincang seadanya, tapi jika Jane beda, ya, bisa dikatakan sahabat tapi Divanka belum sepenuhnya terbuka dengan Jane layaknya persahabatan orang-orang pada umumnya.


“Kenapa, Jane?” tanya Divanka.

“Baru datang, ya?” balas Jane.

“Iya.” ucap Divanka.


Senyum lebar Jane terpampang dengan nyata di kedua mata Divanka, dan gadis itu langsung bergelanyut manja ke lengan Divanka disertai cengengesannya. Jika sudah seperti ini, Divanka benar-benar hanya bisa pasrah dengan Jane.


“Tumben lo datang cepat, kesambet apa?” ejek Jane.


Divanka memutar malas kedua bola matanya dan memberikan Jane tatapan sinisnya, “Suami tercinta lagi keluar kota, ya udah gue berangkat cepat karena dia harus ke bandara sebelum jam delapan.” jelas Divanka.

Spontan Jane memberhentikan langkahnya dan berdiri dihadapan Divanka menghalangi jalan si perempuan dingin ini, sedangkan Divanka yang tak tahu apa-apa hanya memberikan tatapan sinisnya sembari melipat kedua tangannya didepan dada.


“Serius suami lo keluar kota?!” tanya Jane dengan heboh tanpa memperdulikan keadaan sekitar, sangat terpaksa Divanka menyumpal mulut gadis didepannya ini menggunakan tissue yang sedaritadi ia genggam.

Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Where stories live. Discover now