Chapter 26

268 37 3
                                    

Happy reading gais

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading gais...


***


“Ini aku enggak salah lihat? Kamu makan sebanyak ini? Masih jam tujuh loh, Van.” Kegiatan mengunyah Divanka auto terhenti ketika mendengar suara berat Jae menghiasi kedua gendang telinganya, kedua pipi Divanka menggembung pertanda ada beberapa makanan yang belum berhasil ia kunyah dengan baik tersimpan disana. Mungkin butuh waktu beberapa detik hingga makanan yang ada didalam mulutnya tertelan habis, ini adalah kali pertama Jae melihat porsi makan Divanka yang lumayan banyak dibanding biasanya.

“Emang kenapa? Enggak boleh?” tanya Divanka.

“Bukan enggak boleh, cuma … enggak kram perut kamu? Atau kekenyangan nanti pas kelas, kamu jadi susah gerak.” ucap Jae.

“Enggaklah.” balas Divanka.


Mata sipit Jae terus memandangi meja makan yang penuh akibat banyaknya menu sarapan tertata dengan rapih, dan herannya yang makan itu semua adalah Divanka seorang diri. Sejak kapan istri-nya itu memesan makanan berat ini?


“Enggak takut gemuk?” tanya Jae.

“No! Aku mau makan aja rasanya. Oh iya, pulang kantor nanti, tolong beliin aku martabak yang dekat kantor kamu itu, ya?” pinta Divanka.

Jae mengangguk paham lalu bertanya, “Martabak manis atau telur?”


Terlihat Divanka tampak berpikir, menimang diantara kedua menu itu yang kebetulan termasuk kedalam daftar makanan favoritenya. Karena sebenarnya disaat Divanka memakan yang manis, pasti setelahnya dia harus memakan makanan yang asin, begitupun sebaliknya.


“Dua-duanya boleh enggak?” balas Divanka.

“Okay, harus kamu habisin,” ucap Jae.


Divanka otomatis mengangguk semangat disertai pipinya yang menggembung bagaikan anak kecil berusia lima tahun diberi makanan oleh sang Ayah, Jae sangat gemas dengan tingkah Divanka, ibaratnya dia tengah memelihara seorang anak di apartementnya ini, bukan seorang istri.


“Oh iya, Van, tadi aku enggak sengaja lihat handphone kamu nyala, mungkin ada chat atau telfon dari teman kamu.” ujar Jae.

“Oh gitu? Ya udah, aku cek dulu keatas.” ucap Divanka.


Jae terus memperhatikan gerakan kecil Divanka yang membersihkan tangannya di wastafel lalu naik ke lantai atas menuju kamarnya untuk mengecek isi ponselnya sesuai dengan ucapan Jae barusan, sedangkan Jae yang ditinggal sendirian hanya duduk diam sembari menyuruput kopi hitamnya ditemani roti bakar buatan Divanka.


TING


Padahal Jae baru saja ingin mengunyah roti bakarnya, tiba-tiba saja bunyi dentingan ponsel membuat niatnya terhenti, ia segera merogoh saku jas cokelatnya dan memeriksa pesan siapa yang mengganggunya sepagi ini.


Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Where stories live. Discover now